digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK A.R. Khairun Nisa'
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER A.R. Khairun Nisa'
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 1 A.R. Khairun Nisa'
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 2 A.R. Khairun Nisa'
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 3 A.R. Khairun Nisa'
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 4 A.R. Khairun Nisa'
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 5 A.R. Khairun Nisa'
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

PUSTAKA A.R. Khairun Nisa'
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Pada proses pembentukan kejadian Indian Ocean Dipole (IOD) tidak hanya suhu di permukaan dan lapisan bawah permukaan laut yang mengalami perubahan, beberapa parameter lain seperti tinggi permukaan laut, kandungan panas, dan angin juga mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan mengkaji kondisi parameter-parameter tersebut pada kejadian IOD negatif (IODn) 2010 dan IOD positif (IODp) 2012, khususnya di wilayah Perairan Barat Sumatra hingga Selatan Jawa. Digunakan data model reanalysis HYbrid Coordinate Ocean Model (HYCOM) untuk suhu dan elevasi permukaan laut, kecepatan angin (zonal dan meridional) dari ECMWF – ERA5, sedangkan data kandungan panas laut dihitung dari data suhu yang telah diketahui. Data anomali suhu akan disajikan berupa plot spasial dan diagram Hovmöller, untuk parameter lainnya disajikan berupa plot spasial. Pada kejadian IODn 2010, anomali suhu positif di lapisan bawah permukaan empat bulan sebelum kejadian IOD, sedangkan anomali suhu negatif di lapisan bawah permukaan pada IODp 2012 terbentuk satu bulan sebelum kejadian IOD. Perubahan suhu diikuti oleh perubahan SSHA dan kedalaman T20. Perubahan nilai SSHA dan kedalaman T20 pada IODn 2010 memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan IODp 2012. Pola perubahan kandungan panas laut di tahun 2010 menunjukkan adanya pengaruh dari variasi musim, tetapi hal tersebut tidak tampak di tahun 2012. Pelemahan atau penguatan angin timuran berperan pada pembentukan atau peluruhan anomali suhu pada kejadian IOD.