Depresi merupakan gangguan psikiatri dengan prevalensi terbesar kedua di seluruh dunia yang
ditandai dengan hilangnya minat untuk beraktivitas dan gangguan suasana hati yang terjadi selama
lebih dari dua minggu. Berbagai efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan antidepresan
dan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap obat tradisional menjadi alasan dibutuhkannya
terapi alternatif untuk menangani depresi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek
antidepresan jus pare (Momordica charantia L.) melalui metode tail suspension test (TST) dan
pengukuran kadar neurotransmiter dan kortisol, serta menginventarisasi pustaka terkait potensi
antidepresan dari tumbuhan. Pengujian efek antidepresan konsentrat jus pare dilakukan selama 15
hari terhadap mencit galur ddY yang terbagi ke dalam empat kelompok: kelompok pembanding,
kelompok pembawa, kelompok konsentrat jus pare (MC) dosis 100 mg/kgBB, dan kelompok MC
dosis 200 mg/kgBB. Prosedur TST dilakukan pada hari ke-7 dan 15. Pengukuran kadar
neurotransmiter dan kortisol otak mencit dilakukan dengan metode ELISA. Artikel yang dikaji pada
kajian pustaka bersumber dari mesin pencari PubMed dan Google Scholar. Hasil menunjukkan
konsentrat pare pada dosis 100 dan 200 mg/kg BB dapat menurunkan waktu imobilitas pada uji TST
(p<0,05). Pada pengukuran kadar neurotransmiter dan kortisol, tidak tampak perubahan yang
signifikan dibanding kelompok kontrol. Pada kajian pustaka, didapatkan 29 artikel yang membahas
studi antidepresan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pare
memiliki efek antidepresan. Untuk kajian pustaka, tumbuhan yang telah diuji secara klinis yaitu
lemon balm (Melissa officinalis L.), saffron (Crocus sativus L.), akar manis (Glycyrrhiza glabra L.),
lavender (Lavandula angustifolia Mill.), dan rosemary (Rosmarinus officinalis L.).