ABSTRAK Ghazy Fadhil Muhammad
PUBLIC yana mulyana
COVER Ghazy Fadhil Muhammad
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Ghazy Fadhil Muhammad
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ghazy Fadhil Muhammad
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ghazy Fadhil Muhammad
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ghazy Fadhil Muhammad
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ghazy Fadhil Muhammad
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Ghazy Fadhil Muhammad
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ghazy Fadhil Muhammad
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Seiring berkembangnya teknologi komputasi, prediksi toksisitas suatu senyawa kimia dapat dilakukan
menggunakan metode komputasi atau in silico. Pendekatan in silico untuk penapisan sifat
berbahaya/toksisitas mulai banyak digunakan oleh peneliti dan juga digunakan dalam pembuatan
regulasi di beberapa negara di Eropa. Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk prediksi
toksisitas yaitu VEGA. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode in silico terverifikasi yang
dapat digunakan untuk kajian awal keamanan senyawa yang diajukan sebagai bahan tambahan
pangan (BTP). Penelitian diawali dengan verifikasi perangkat lunak menggunakan senyawa kontrol
positif dan kontrol negatif lalu dilanjutkan dengan kajian senyawa uji. Sebagai senyawa uji dipilih
sebanyak 150 senyawa BTP yang tergolong ke dalam kelas fungsi perisa, antioksidan, pemanis,
pengawet, dan pewarna. Parameter verifikasi yang digunakan yaitu sensitivitas, spesifisitas, akurasi,
positive predictivity, negative predictivity, false positive rate, false negative rate, dan receiver
operating characteristic. Metode prediksi yang memenuhi syarat keberterimaan kemudian
dibandingkan hasil prediksi senyawa ujinya dengan data eksperimental. Metode prediksi yang
memiliki kesalahan prediksi paling sedikit merupakan metode terbaik untuk memprediksi toksisitas.
Pada hepatotoksisitas, metode prediksi yang digunakan tidak memenuhi syarat keberterimaan,
sedangkan pada karsinogenisitas, hanya 2 metode prediksi yang lulus syarat keberterimaan yaitu,
CAESAR dan IRFMN/Antares. Setelah dilakukan perbandingan kedua metode tersebut,
IRFMN/Antares memberikan hasil yang lebih baik dibanding CAESAR. Pada developmental toxicity,
metode PG lebih baik dibanding dengan model CAESAR. Pada end-point sensitisasi kulit tidak dilakukan
pengujian karena tidak ada metode yang memenuhi syarat keberterimaan. Pada mutagenisitas,
metode SarPy/IRFMN merupakan metode terbaik, disusul metode CAESAR, ISS serta ISS KNN.