digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Maitsa Farrassafitri
PUBLIC yana mulyana

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang memiliki beban penyakit yang cukup tinggi. Dari data Riskesdas 2018 prevalensi skizofrenia di Indonesia adalah sebanyak 1,8 permil yang berarti sedikit naik dari tahun 2013 dimana prevalensi skizofrenia di Indonesia sebesar 1,7 permil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi pasien skizofrenia yang berobat menggunakan fasiltas pelayanan kesehatan dengan bantuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) periode 2015-2016 di Indonesia, distribusi frekuensinya, dan pengaruh faktor demografi (jenis kelamin, usia, status perkawinan, status pekerjaan, dan status sosioekonomi) pasien terhadap keparahan skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif observasional menggunakan data sekunder berupa data sample BPJS periode 2015-2016. Sampel data didapatkan dengan metode stratified random sampling dan telah di-deidentifikasi untuk menjaga kerahasiaan identitas peserta. Data dianalisis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25.0. Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi serta persentase data dan analisis bivariat dilakukan untuk menentukan ada tidaknya hubungan yang signifikan secara statistik antara faktor demografi dengan tingkat keparahan skizofrenia. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi pasien skizofrenia yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan bantuan JKN periode 2015-2016 adalah 0,5 permil dengan distribusi frekuensi didominasi oleh pasien laki-laki (64,7%), dengan kelompok usia 25-34 tahun (29,4%), belum kawin (37,9%), merupakan fakir miskin atau cacat total yang tidak mampu membayar iuran (52,4%), dan memiliki status sosioekonomi rendah (72,8%). Diperoleh hubungan yang signifikan (p<0,001) antara jenis kelamin, usia, status perkawinan, status pekerjaan, dan status sosioekonomi pasien dengan tingkat keparahan pasien dilihat dari durasi rawat inap dan jenis pelayanan yang diterima pasien.