digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Agisna Abdul Jabar
PUBLIC yana mulyana

Salah satu konsekuensi kondisi pandemik COVID-19 adalah peningkatan prevalensi gangguan depresi. Salah satu metode penanganan gangguan depresi adalah terapi farmakologi, seperti penggunaan obat golongan Selictive Serotonin Reuptake Inhibitor. Namun demikian sejalan dengan adanya reaksi obat yang merugikan, sebagian masyarakat mulai beralih ke bahan alam, salah satunya adalah buah pare. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas dan dosis efektif dari buah pare sebagai kandidat obat antidepresi berdasarkan pengamatan depression-like behavior melalui pengujian aktivitas lokomotorik dan pengukuran konsentrasi neurotransmiter otak. Mencit ddY jantan dikelompokkan ke dalam kelompok pembawa (Carboxymethylcellulose 1%), pembanding (Fluoksetin HCl), kelompok Momordica charantia dosis rendah (dosis 50 mg/kg), sedang (100 mg/kg), dan tinggi (dosis 200 mg/kg) yang diberikan sediaan uji selama 14 hari. Aktivitas lokomotorik (total distances traveled, time in center dan corners, rearing, serta grooming) diamati dengan metode Open Field Test (OFT) pada hari ke-7 dan ke-14. Pada hari ke-14, dilakukan pengukuran kadar neurotransmiter pada bagian hipokampus dan prefrontal cortex menggunakan metode ELISA. Pengamatan efek buah pare menunjukkan kecenderungan adanya penurunan depressive-like behavior yang disertai dengan peningkatan kadar neurotransmiter dan penurunan kadar kortisol. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa buah pare (Momordica charantia L.) memiliki aktivitas antidepresi, dengan kemungkinan dosis efektif berada pada rentang 50 –100 mg/kg.