ABSTRAK Madeline Swajaya
PUBLIC yana mulyana
COVER Madeline Swajaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Madeline Swajaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Madeline Swajaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Madeline Swajaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Madeline Swajaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Madeline Swajaya
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Pandemi COVID-19 disebabkan oleh infeksi coronavirus jenis baru, yaitu SARS-CoV-2. Virus ini dapat
menginfeksi melalui interaksinya dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2).
Reseptor ACE2 merupakan salah satu komponen penting dalam sistem renin angiotensin
aldosteron (RAAS), sehingga eksploitasi reseptor oleh virus SARS-CoV-2 dapat menyebabkan
disregulasi pada sistem RAAS. Dalam upaya penanggulangannya, telah diterapkan berbagai
regimen pengobatan untuk mengatasi pandemi ini. Salah satunya adalah penggunaan obat yang
menginhibisi sistem renin angiotensin aldosteron, yaitu golongan angiotensin-converting enzyme
inhibitor (ACEi) dan angiotensin receptor blocker (ARB). Obat golongan ACEi bekerja dengan cara
menginhibisi enzim ACE, sedangkan ARB menginhibisi reseptor angiotensin II tipe 1 (AT1R). Obat
ini seringkali diberikan kepada individu dengan komorbiditas kardiovaskular yang memiliki resiko
mortalitas yang lebih tinggi akibat infeksi COVID-19. Dalam penggunaannya, seringkali didapatkan
respon klinis yang beragam. Hal ini mungkin diakibatkan karena adanya polimorfisme genetik pada
gen target pengobatan. Kajian pustaka dilakukan dengan mengevaluasi penggunaan dan keamanan
dari obat golongan ACEi atau ARB. Selain itu, juga dilakukan penilaian genetik dari gen ACE dan
AT1R yang berinteraksi secara langsung dengan obat golongan ACEi dan ARB. Hasil kajian
menunjukkan bahwa penggunaan obat golongan ACEI/ARB memberikan keluaran klinis yang lebih
baik dan tidak mempengaruhi kerentanan terhadap resiko positif infeksi COVID-19. Diskontinuasi
obat mungkin dapat menyebabkan peningkatan resiko mortalitas pada pasien dengan komorbid.
Keberadaan polimorfisme genetik juga menyebabkan adanya interaksi obat dengan gen yang dapat
mempengaruhi efikasi dan keamanan dari obat.