Karbamazepin merupakan golongan obat antiepilepsi lini pertama yang biasa digunakan untuk
mengatasi kejang parsial, kejang tonik-klonik umum, serta neuralgia trigeminal. Sebagai obat yang
termasuk dalam BCS (Biopharmaceutical Classification System) kelas II, karbamazepin memiliki
kelarutan yang buruk. Hal ini mempengaruhi kecepatan disolusi serta berdampak pada
bioavailabilitas yang buruk. Pembentukan kokristal dengan koformer yang sesuai dapat menjadi
alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Namun, metode skrining kokristal berbasis
eksperimental dinilai kurang efektif dan efisien sehingga metode komputasi dapat dijadikan pilihan
yang menguntungkan. Pada penelitian kali ini, skrining koformer yang berpotensi membentuk
kokristal dengan karbamazepin dilakukan menggunakan perangkat lunak Mercury 2020.2.0 dari
Cambridge Structural Database (CSD) berdasarkan komplementaritas molekuler dan
kecenderungan pembentukan ikatan hidrogen. Selain itu, telah dilakukan studi pustaka terkait
peluang kokristal karbamazepin dalam memperbaiki kelarutan dan kecepatan disolusinya.
Berdasarkan analisis dari hasil skrining koformer dan kajian pustaka diperoleh bahwa benzamid
sebagai koformer yang paling berpotensi untuk meningkatkan kelarutan dan profil disolusi
karbamazepin.