digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ragam hias merupakan bagian dari budaya yang dapat memberi ciri yang kuat dalam sebuah komunitas masyarakat. Posisi ragam hias yang sarat dengan makna merupakan media yang tepat untuk mentransfer dan mensosialisasikan falsafah dan nilai hidup dari sebuah komunitas masyarakat. Minahasa dalam konteks budaya juga membutuhkan media untuk dapat dikenal dan diakui. Saat ini Minahasa memiliki dua produk budaya unggulan yang dilihat sebagai warisan budaya, yaitu Waruga dan rumah vernakular Minahasa. Waruga sebagai produk kebudayaan Minahasa sarat simbol-simbol yang dapat diangkat sebagai ragam hias khas Minahasa. Rumah vernakular Minahasa dengan bentuknya yang khas, juga merupakan penanda eksistensi budaya Minahasa. Masuknya rumah vernakular Minahasa sebagai bagian dari komoditas budaya berdampak pada mulai hilangnya ciri Minahasa dalam produk arsitektur vernakular ini. Bagaimana revitalisasi unsur sakral (nilai dan falsafah) Waruga dapat dibentuk dalam media baru yaitu rumah vernakular Minahasa. Bagaimana penempatan desain unsur sakral Waruga lewat pola ragam hias pada rumah vernakular Minahasa dapat berfungsi sebagai alternatif desain merupakan rumusan masalah yang dapat dijawab dengan menerapkan ragam hias pada Waruga menjadi ragam hias rumah hunian Minahasa. Hal tersebut diharapkan dapat menegaskan rumah Minahasa sebagai produk budaya Minahasa saat ini. Etnografi menjadi dasar dalam melihat kedua produk budaya ini dalam konteks masa lalu dan masa kini. Etnografi khususnya dalam wilayah etnografi kognitif memberikan ruang untuk mengeksplorasi ragam hias Waruga. Estetika simbolik merupakan sebuah pendekatan dalam menjawab permasalah ini. Estetika simbolik digunakan untuk mengungkap makna serta membaca pola visual ragam hias Waruga. Sedangkan eksperimen pola navigasi penempatan unsur ragam hias dalam bentuk desain adalah bagian dalam mencapai tujuan penelitian ini.