digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rayhan Fauzan Sidqi
PUBLIC Alice Diniarti

Inovasi produk berbasis kayu merupakan suatu sarana untuk memperkenalkan suatu inovasi produk kayu yang murah serta ringan namun dapat digunakan seperti produk kayu lainnya. Penggunaa serat kelapa yang merupakan limbah pertanian sebagai bahan alternatif pengganti vinir dimungkinkan bisa dilakukan dalam menghemat pemakaian kayu. Sementara itu, penggunaan kayu rakyat seperti kayu sengon juga merupakan upaya dalam menggantikan kayu hutan alam yang selama ini digunakan dalam pembuatan kayu lapis. Penggabungan antara vinir kayu sengon dengan serat kelapa akan dibentuk menjadi produk kayu lapis hibrid (KLH). Namun, produk kayu lapis ini memiliki kelemahan diantaranya mudah terbakar. Oleh karena itu, pengembangan dalam produk KLH ini perlu dilakukan upaya perbaikan kelemahan tersebut yaitu dengan memberikan bahan retardasi api (fire retardant). Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan produk kayu lapis yang memiliki kemampuan menghambat laju pembakaran sehingga dapat digunakan sebagai pelapis dinding ruangan (wall siding) atau sebagai partisi. Penelitian ini dilankukan pada pemakaian bahan retardasi api (AF21a) yang memiliki zat aktif ammonium phospat dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30% yang kemudian dilaburkan pada vinir dan perendaman serat kelapa selama 5 menit. Setelah vinir dilabur dan serat direndam dalam bahan retardasi api, kemudian kedua bahan disusun secara bergantian antara vinir dan serat kelapa. Susunan tersebut selanjutnya direkat dengan menggunakan phenol formaldehida (PF) dengan berat labur 300 g/m2. Selanjutnya, susunan dikempa menggunakan kempa dingin (cold press) pada suhu ruang selama 10 menit, dan kempa panas (hot press) pada suhu 150°C, dan tekanan 20N/mm2 selama 10 menit sehingga menjadi KLH lima lapis. Pengujian dilakukan terhadap sifat bakar vertikal dan horizontal dengan menggunakan standar pengujian UL 94 -2001. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian zat retardasi api konsentrasi 30% pada serat menghasilkan hasil terbaik dalam menghambat laju api arah horizontal, namun pada laju api arah vertikal perlakuan pemberian zat retardasi api konsentrasi 20% yang direndamkan pada serat menghasilkan penghambatan api yang baik. Hasil lain menunjukan bahwa pemberian retardasi api pada serat kelapa dengan cara rendaman menunjukan daya hambat api yang paling tinggi dibandingkan dengan pemberian pada vinir dengan cara dilabur.