digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang panjang dan memanfaatkan hal tersebut dalam banyak hal, baik dalam aspek ekonomi, sosial, dan budaya. Maka dari itu, diperlukan sebuah struktur pelindung pantai untuk menanggulangi kerusakan di wilayah pesisir akibat erosi. Struktur yang diterapkan pada tugas akhir ini adalah struktur pelindung pantai alami, yaitu struktur gabungan atau hybrid engineering antara pelindung pantai alami dengan menggunakan vegetasi tanaman mangrove dan dikombinasikan dengan pemecah gelombang sementara di depan vegetasi. Perencanaan struktur pelindung pantai alami di Pantai Utara Pekalongan membutuhkan kriteria desain yang didapatkan dari hasil pengamatan dan pengolahan data lingkungan, yaitu data angin, data gelombang, data elevasi pasang surut, data batimetri dan data sedimen tanah. Kemudian dilakukan ecological assessment untuk membandingkan dan memilih jenis pelindung pantai yang dapat sesuai untuk diterapkan di lokasi kajian untuk memperoleh konsep desain rencana struktur. Setelah didapatkan konsep desain rencana, dilakukan pemodelan transformasi gelombang dengan bantuan program SWAN pada lokasi kajian. Pemodelan ini dilakukan untuk mengetahui lokasi terjadinya erosi terbesar akibat gelombang tinggi dengan ketinggian gelombang terbesar pada lokasi tinjauan adalah 1.28 m. Dibutuhkan ketinggian gelombang 0.6 meter di belakang pemecah gelombang sementara untuk memastikan vegetasi mangrove muda tidak rusak. Kemudian dimodelkan ketinggian gelombang pada lokasi tinjauan setelah diberikan pemecah gelombang sementara dengan konfigurasi dan layout tertentu. Dengan hasil konfigurasi yang terbaik berhasil mendapatkan nilai ketinggian gelombang maksimal sebesar 0.6 m dengan pengurangan ketinggian 54.76%. Kemudian dihitung kedalaman pemancangan bambu untuk mengatasi masalah scouring dan dislodgement. Terakhir, dibuat layout akhir dari struktur pelindung pantai alami.