Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang panjang dan
memanfaatkan hal tersebut dalam banyak hal, baik dalam aspek ekonomi, sosial,
dan budaya. Maka dari itu, diperlukan sebuah struktur pelindung pantai untuk
menanggulangi kerusakan di wilayah pesisir akibat erosi. Struktur yang diterapkan
pada tugas akhir ini adalah struktur pelindung pantai alami, yaitu struktur gabungan
atau hybrid engineering antara pelindung pantai alami dengan menggunakan
vegetasi tanaman mangrove dan dikombinasikan dengan pemecah gelombang
sementara di depan vegetasi.
Perencanaan struktur pelindung pantai alami di Pantai Utara Pekalongan
membutuhkan kriteria desain yang didapatkan dari hasil pengamatan dan
pengolahan data lingkungan, yaitu data angin, data gelombang, data elevasi pasang
surut, data batimetri dan data sedimen tanah. Kemudian dilakukan ecological
assessment untuk membandingkan dan memilih jenis pelindung pantai yang dapat
sesuai untuk diterapkan di lokasi kajian untuk memperoleh konsep desain rencana
struktur. Setelah didapatkan konsep desain rencana, dilakukan pemodelan
transformasi gelombang dengan bantuan program SWAN pada lokasi kajian.
Pemodelan ini dilakukan untuk mengetahui lokasi terjadinya erosi terbesar akibat
gelombang tinggi dengan ketinggian gelombang terbesar pada lokasi tinjauan
adalah 1.28 m. Dibutuhkan ketinggian gelombang 0.6 meter di belakang pemecah
gelombang sementara untuk memastikan vegetasi mangrove muda tidak rusak.
Kemudian dimodelkan ketinggian gelombang pada lokasi tinjauan setelah
diberikan pemecah gelombang sementara dengan konfigurasi dan layout tertentu.
Dengan hasil konfigurasi yang terbaik berhasil mendapatkan nilai ketinggian
gelombang maksimal sebesar 0.6 m dengan pengurangan ketinggian 54.76%.
Kemudian dihitung kedalaman pemancangan bambu untuk mengatasi masalah
scouring dan dislodgement. Terakhir, dibuat layout akhir dari struktur pelindung
pantai alami.