digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nisrina Pratsaniyati Sari
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Nisrina Pratsaniyati Sari
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Nisrina Pratsaniyati Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nisrina Pratsaniyati Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Udang kaki putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas ekonomis penting yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Namun, kualitas udang kaki putih akan berlangsung secara signifikan tepat setelah terjadinya kematian. Seiring dengan meningkatnya potensi pasar udang hidup, perkembangan teknologi dalam sistem transportasi hidup menjadi semakin dibutuhkan. Selama transportasi hidup, kualitas dan kelulusan hidup (survival rate) udang berkaitan erat dengan keberadaan stresor dalam lingkungan transportasi. Untuk mengurangi dampak stresor, dapat dilakukan transportasi hidup sistem kering dengan pra-perlakuan pembiusan dingin yang bertujuan untuk menurunkan laju metabolisme. Dalam proses pembiusan dingin, laju pembiusan menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pembiusan dingin yang paling tepat dalam menjaga kualitas udang kaki putih serta menghasilkan kelulusan hidup tertinggi selama transportasi hidup sistem kering. Pada penelitian ini, dilakukan pembiusan dingin secara bertingkat (-6,5?/jam) dan secara langsung (suhu awal 15?) dengan masing-masing meliputi 25 sampel udang kaki putih yang kemudian ditransportasikan dengan media pengisi jerami selama 5 jam perjalanan. Selama pembiusan dan revitalisasi, dilakukan pengukuran kadar nitrit, kadar amonia, pH, dan DO air. Dilakukan pula pengujian kelulusan hidup, susut bobot, kandungan proksimat, dan kandungan energi sebelum dan setelah transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bertingkat menghasilkan kelulusan hidup tertinggi yaitu 100% dengan susut bobot yang paling rendah. Selama pembiusan dan revitalisasi, kadar nitrit tidak mengalami peningkatan. Sementara, kadar amonia mengalami peningkatan seiring dengan penurunan pH. Udang kaki putih dengan perlakuan bertingkat memiliki tingkat konsumsi oksigen yang lebih tinggi daripada perlakuan langsung baik selama pembiusan maupun revitalisasi. Analisis proksimat menunjukkan bahwa penggunaan energi utama pada perlakuan bertingkat berasal dari metabolisme lemak.