digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Chairul Nazli Nasution
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Chairul Nazli Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Chairul Nazli Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Chairul Nazli Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Chairul Nazli Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Chairul Nazli Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Chairul Nazli Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Chairul Nazli Nasution
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Fenomena IOD merupakan anomali SST di Samudera Hindia Tropis yang dapat mempengaruhi curah hujan di Indonesia. Penelitian mengenai dampak IOD terhadap curah hujan ketika fenomena ini terjadi sudah banyak dilakukan, dan studi dampak pasca IOD telah ditunjukkan terhadap curah hujan di Indonesia. Namun selain IOD, curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi ENSO. Melihat adanya pengaruh variabilitas ENSO terhadap curah hujan, perlu dilakukan kajian dampak pasca IOD terhadap curah hujan yang independen ENSO. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh pasca-IOD terhadap curah hujan di Indonesia pada periode 1979-2020. Dalam penelitian ini digunakan dataset Indeks DMI dan NINO 3.4, dataset ERA-5 untuk SST, dataset GPCP untuk curah hujan, dataset NCEP/NCAR Reanalysis Monthly untuk data velocity potential dan dataset NOAA Interpolated Outgoing Longwave Radiation untuk nilai OLR. Analisis dilakukan dengan metode korelasi parsial untuk melihat bagaimana dampak pasca-IOD terhadap curah hujan yang independen ENSO. Metode yang sama juga diterapkan pada variable SST, OLR, dan velocity potential untuk melihat kondisi fisis yang terkait dengan curah hujan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada dampak peningkatan (penurunan) curah hujan pasca-IOD positif (negatif) terutama di MAM. Ketika pengaruh ENSO dihilangkan, wilayah Indonesia bagian barat mengalami penurunan anomali yang besar, tetapi wilayah timur mengalami anomali peningkatan. Analisis variabel terkait hujan menunjukkan wilayah timur Indonesia mengalami penurunan pemanasan SST di wilayah tersebut yang melemah setelah pengaruh ENSO dihilangkan, sementara wilayah timur Indonesia mengalami peningkatan anomali akibat pusat konvergensi yang muncul di wilayah tersebut setelah pengaru ENSO dihilangkan.