digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Chalvin Putra Rura
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Chalvin Putra Rura
PUBLIC Alice Diniarti

BAB1 Chalvin Putra Rura
PUBLIC Alice Diniarti

BAB2 Chalvin Putra Rura
PUBLIC Alice Diniarti

BAB3 Chalvin Putra Rura
PUBLIC Alice Diniarti

BAB4 Chalvin Putra Rura
PUBLIC Alice Diniarti

BAB5 Chalvin Putra Rura
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Chalvin Putra Rura
PUBLIC Alice Diniarti


Dinitrogen oksida (N2O) adalah salah satu dari tiga gas rumah kaca yang peningkatannya di atmosfer mengakibatkan perubahan iklim. Pemodelan N2O diperlukan dalam menentukan anggaran N2O dan menguji efektivitas kebijakan mitigasi. Selama ini, model N2O dirancang untuk ekosistem pertanian dengan penekanan pada proses nitrifikasi autotrofik dan denitrifikasi. Akan tetapi, pada ekosistem mangrove, fluktuasi kadar air dan salinitas menghambat kedua proses ini. Nitrifikasi heterotrofik telah diselidiki dapat berlangsung pada kisaran salinitas dan kadar air yang lebar, sehingga berpotensi sebagai sumber emisi N2O pada sedimen mangrove. Tujuan penelitian ini adalah menunjukkan potensi peran nitrifikasi heterotrofik dalam memproduksi N2O pada sedimen mangrove menggunakan pendekatan pemodelan. Dua model berbasis R dirancang dan diberi nama 3PM (3 Pathway Mangrove) dan 2PM (2 Pathway Mangrove). Model dijalankan menggunakan paket FME dan perfomanya ditentukan menggunakan NSE dan RMSE. Model 3PM dan 2PM dikalibrasi menggunakan data dari mangrove subtropis Mai Po, Hong Kong, dan divalidasi menggunakan data NH4-N dari Mangrove Angke Kapuk (MAK), Jakarta, dari September 2019 hingga Januari 2020. Model 3PM bisa mensimulasikan NH4-N dan N2O dengan indeks NSE >0,6, sedangkan model 2PM memiliki indeks 0,56 untuk simulasi NH4-N pada data Mai Po. Walapun dari segi NSE performa model 3PM dapat diterima untuk kedua lokasi, namun performa model 3PM pada lokasi MAK tidak begitu baik dengan indeks RMSE >2000. Proses amonifikasi pada lokasi Mai Po dan proses penyerapan NH4-N oleh mangrove pada MAK diidentifikasi sebagai pengontrol utama variabel. Kedua model juga mengidentifikasi variabel sensitif terhadap parameter yang terkait dengan pelindian nitrat, reduksi N2O menjadi N2, amonifikasi dan penyerapan oleh mangrove. Khusus untuk model 3PM, terdapat hubungan antara penambahan NH4-N eksternal dengan bulk density, pelindian NO3-N dan reduksi N2O. Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa nitrifikasi heterotrofik tidak secara langsung mengontrol dinamika NH4-N dan N2O, namun melalui interaksinya dengan parameter lain. Penelitian ini telah menunjukkan potensi model 3PM dalam menghubungkan parameter-parameter yang berperan dalam produksi emisi N2O pada sedimen mangrove.