digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aldhy Wibowo
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Aldhy Wibowo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Aldhy Wibowo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Aldhy Wibowo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Aldhy Wibowo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Aldhy Wibowo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aldhy Wibowo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Muara Angke merupakan tempat pendaratan ikan yang berada di Muara Angke, Jakarta Utara. Komoditas sumber daya perikanan tertinggi yang didaratkan di TPI Pelabuhan Muara Angke adalah cumi-cumi (Loligo spp.). Cumi-cumi merupakan salah satu jenis sumber daya perikanan laut di Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis karena memiliki kandungan gizi dan protein yang tinggi. Permintaan cumi-cumi yang tinggi di Indonesia membuat harga cumi-cumi cenderung naik tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat produksi, upaya tangkap, dan tingkat pemanfaatan dengan pendekatan bioteknis dan bioekonomi sehingga pengelolaan sumber daya cumi-cumi dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis bioteknis dan analisis bioekonomi. Hasil penelitian estimasi parameter biologi cumi-cumi menunjukkan nilai tingkat pertumbuhan intrinsik (r) sebesar 1,33 ton/tahun, nilai koefisien alat tangkap (q) sebesar 0,0006 ton, dan nilai daya dukung lingkungan (k) sebesar 3,21 ton/tahun. Batas tangkapan maximum cumi-cumi (MSY) sebesar 22.418.604 kg, sedangkan pada tahun 2018 hasil penangkapan aktual cumi-cumi sebesar 24.057.542 kg, sehingga upaya penangkapan cumi-cumi oleh nelayan Muara Angke pada tahun 2018 telah melebihi batas Maximum Sustainable Yield (MSY). Selain itu, tingkat pemanfaatan sumber daya cumi-cumi telah mencapai sebesar 116 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya penangkapan cumi-cumi oleh nelayan Pelabuhan Muara Angke dikategorikan sebagai overfishing yang dapat mengancam kelestarian sumber daya cumi-cumi secara berkelanjutan.