digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Estelly Rosabel Febiola
PUBLIC Alice Diniarti

Hutan merupakan ekosistem dinamis, yang di dalamnya terjadi berbagai proses ekologi yang melibatkan komponen biotik dan kondisi lingkungan di sekitarnya, salah satunya proses suksesi. Pada proses suksesi terdapat perubahan komunitas dan suksesi pada hutan yang terdegradasi akan sangat bergantung pada faktor spasial seperti jarak terhadap sumber biji dan kehadiran patch-patch satelit dapat memengaruhi suksesi di area non-hutan. Kawasan Gunung Papandayan dipilih menjadi lokasi studi karena memiliki kondisi bentang alam yang terdiri dari area hutan yang masuk ke dalam kawasan Cagar Alam, area non-hutan yang sempat dijadikan ladang pertanian, dan patch-patch hutan berukuran kecil yang tersebar di area non-hutan. Model LANDIS-II digunakan untuk melakukan simulasi dinamika hutan dan bersifat spatially-explicit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pola distribusi spasial dan temporal dari Kelompok Fungsional Tumbuhan (KFT) selama proses suksesi di area non-hutan serta mengeksplorasi pengaruh keberadaan patch hutan yang tersebar di area non-hutan terhadap suksesi area non-hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awal suksesi (tahun ke-20), area non-hutan yang dikolonisasi KFT hanya yang berjarak <200m dari hutan dan didominasi oleh KFT pionir. Sementara itu, pada akhir suksesi (tahun ke-260), area non-hutan yang berjarak <200m dari hutan telah didominasi oleh KFT klimaks dan intermediat dan area non-hutan yang berjarak >800m telah dikolonisasi oleh KFT pionir dan intermediat. Selain itu, Suksesi area non-hutan selama 360 tahun pada skenario “patch utama” memiliki laju kolonisasi yang bersifat linier dan area non-hutan yang bersuksesi sebesar 70%, berbeda dengan skenario “patch utama & satelit” dengan laju kolonisasi yang bersifat logaritmik dan seluruh area non-hutan telah mengalami suksesi (100% area). Hutan yang tersebar di area non-hutan dapat meningkatkan laju suksesi dengan meningkatkan proses pemencaran biji dan menyediakan kondisi yang lebih baik untuk biji dapat bergerminasi dan establish.