Penambahan POC kelinci dan PGPR yang lebih ramah lingkungan untuk
menyuplai kebutuhan hara bagi tanaman diharapkan mampu untuk mengurangi
ketergantungan pupuk anorganik dan dampak negatif yang ditimbulkan. Penelitian
ini bertujuan untuk menentukan pengaruh dosis pemberian POC kelinci dan PGPR
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Penelitian ini dilakukan di
Kawaluyaan, Bandung mulai dari bulan Desember 2020 – Februari 2021.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok (RAK)
dengan empat perlakuan dan terdapat enam pengulangan. Terdapat empat
perlakuan yang digunakan yaitu p1 (POC 10 ml L-1 + PGPR 5 ml L-1); p2 (POC 20
ml L-1 + PGPR 10 ml L-1); p3 (POC 30 ml L-1 + PGPR 15 ml L-1); dan p4 (tanpa
penambahan POC dan PGPR), dan variabel pengamatan terdiri atas tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah, bobot kering, dan rasio tajuk akar.
Pada penelitian ini digunakan pupuk NPK majemuk sebagai pupuk dasar untuk
semua perlakuan dengan 1/3 dosis rekomendasi (dosis rekomendasi = 300 kg/ha).
Pengamatan dilakukan hingga tanaman berusia 5 MST dan analisis data
menggunakan uji sidik ragam dengan taraf kepercayaan 95% (? = 0.05). Hasil
pengamatan diperoleh bahwa pemberian POC kelinci dan PGPR yang digunakan
dalam percobaan ini tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan
dan hasil sawi. Perlakuan p2 menunjukan hasil tinggi, bobot basah dan kering yang
relatif lebih tinggi, perlakuan p1 menunjukan hasil jumlah daun dan rasio tajuk
akar relatif lebih tinggi, sedangkan perlakuan p3 menunjukan hasil luas daun yang
relatif lebih tinggi.