Energi adalah salah satu kebutuhan manusia untuk dapat melakukan kegiatan. Salah satu
jenis energi yang sering digunakan adalah biogas. Biogas dihasilkan dari proses
penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme secara anaerobik. Biogas yang
dihasilkan tergantung senyawa yang terurai. Biogas yang akan digunakan perlu
ditingkatkan terlebih dahulu kualitasnya. Salah satu zat pengotor yang sering dijumpai
adalah H2S. Senyawa ini merupakan senyawa yang dapat menimbukan bahaya serta
bersifat korosif terhadap peralatan proses. Oleh karena itu, H2S perlu dihilangkan terlebih
dahulu sebelum biogas dapat digunakan atau diproses lebih lanjut. Penghilangan H2S ini
dapat menggunakan senyawa kimia ataupun agen biologis.
Penghilangan H2S dengan agen biologis dapat dilakukan dengan beberapa pilihan proses.
Biokatalis yang digunakan adalah Thiobacillus sp. dengan variasi laju alir dan konsentrasi
H2S yang akan diumpankan. Penelitian dilakukan dengan pemodelan melalui pendekatan
dari neraca massa aliran gas umpan ke dalam bioreaktor. Pemodelan dilakukan dengan
melakukan variasi konsentrasi aliran umpan, simulasi terjadinya penurunan biomassa,
variasi laju umpan, pH, dan temperatur.
Hasil pemodelan menunjukkan adanya pengaruh peningkatan dan pengurangan kadar
umpan yang dimasukkan ke dalam bioreaktor. Peningkatan kadar umpan atau laju umpan
akan menyebabkan keperluan biomassa bertambah. Perbedaan pH dan temperatur pada
percobaan dapat mempengaruhi degradation activity pada proses penyingkiran H2S dari
rentang 57% hingga 100%.