digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fahmi Ramdhani
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Fahmi Ramdhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Fahmi Ramdhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fahmi Ramdhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fahmi Ramdhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fahmi Ramdhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Fahmi Ramdhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fahmi Ramdhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Propolis merupakan zat resin yang dihasilkan oleh lebah yang berasal dari campuran air liur lebah dan lilin lebah (Beeswax) dengan eksudat tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Propolis yang dihasilkan oleh lebah tanpa sengat memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena kandungan senyawa aktifnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh perbedaan spesies lebah terhadap produktivitas, perolehan, karakteristik, dan sifat antibakteri dari ekstrak propolis. Dalam penelitian ini, tiga spesies lebah; Tetragonula laeviceps, Tetragonula biroi, dan Tetragonula drescheri dikultivasi pada sarang Modular Trigona Hive (MOTIVE) dan diberi asupan pakan resin pinus merkusii. Sarang MOTIVE yang digunakan dalam penelitian ini juga dilengkapi dengan sensor untuk merekam data mikroklimat dalam sarang dan total aktivitas masuk-keluar lebah dari sarang. Propolis dipanen setiap 2 minggu sekali dan diekstrak menggunakan metode maserasi. Dalam penelitian ini, didapatkan perolehan ekstrak propolis dari T.laeviceps, T.biroi, dan T.drescheri berturut-turut sebesar 15,12±1,23; 20,32±4,83; dan 24,17±5,99 %. Kadar fenolik ekstrak propolis T.laeviceps, T.biroi, dan T.drescheri berturut-turut sebesar 343,93±44,32; 123,81±24,69; dan 225,87±70,36 mg GAE/gr, sedangkan kadar flavonoidnya berturut-turut sebesar 35,77±9,94; 5,48±3,31; dan 14,57±9,3 mg QE/gr. Senyawa aktif yang terkandung dalam propolis dianalisis dengan Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC-MS), hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa aktif dalam propolis mirip dengan resin Pinus merkusii. Sifat anti-mikroba dalam ekstrak propolis diuji dengan metode Disk Diffusion pada kultur bakteri Staphylococcus aureus, hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak propolis T.laeviceps dan T.biroi dengan konsentrasi 6,6 mg/ml memiliki aktivitas antibakteri aktif terhadap S.aureus dengan zona hambat masing-masing sebesar 7,70 mm dan 6,68 mm. Sementara, ekstrak propolis T.drescheri tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap S.aureus.