digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bagus Himawan Wicaksono
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Bagus Himawan Wicaksono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Bagus Himawan Wicaksono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Bagus Himawan Wicaksono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Bagus Himawan Wicaksono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Bagus Himawan Wicaksono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Bagus Himawan Wicaksono
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Bagus Himawan Wicaksono
PUBLIC Alice Diniarti

Tingginya harga pakan komersil itik merupakan masalah utama peternak sehingga dibutuhkan pakan alternatif untuk menurunkan resiko kerugian. Larva Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae) atau Black Soldier Fly (BSF) dan Hidroponik jagung (Zea mays) atau Hydroponic Maize Fodder (HMF) berpotensi untuk dijadikan pakan ternak, karena kandungan protein kasar yang mencukupi kebutuhan itik (Anas domesticus) var. Mojosari. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh campuran pakan komersil dengan BSF dan HMF terhadap peningkatan biomassa itik Mojosari, serta proyeksi analisis finansial bisnis itik Mojosari untuk diterapkan pada skala usaha kecil. Sejumlah 96 itik Mojosari berumur 21 hari diberi campuran pakan komersil dengan BSF dan HMF. Itik dipelihara pada kandang baterai (40x80x60 cm3) diberi enam perlakuan kombinasi pakan dan empat ulangan dengan jumlah empat itik/kandang hingga berumur 53 hari atau hingga berat akhir itik > 1.100 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran pakan komersil, dedak, dan BSF (1:1:1) memberikan bobot akhir maksimal 1.191,25±25,31 gram dengan Feed Conversion Ratio (FCR) 3,34. Nilai tersebut berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Walaupun demikian, penggunaan BSF dan HMF (1:1) digunakan untuk penerapan analisis finansial Business Model Canvas (BMC) untuk menekan pengeluaran operasional dan mendukung konsep peternakan organik yang berkelanjutan. Hasil analisis BMC menunjukkan bahwa penggunaan larva BSF dan HMF (1:1) dapat meningkatkan Revenue-Cost Ratio (R/C) sebesar 0,39, meningkatkan pendapatan sebesar Rp. 9.531.360, menurunkan pengeluaran hingga Rp. 7.647.100. Selain itu dapat menurunkan Break Even Point (BEP) Itik Mojosari dari 1.165,30 kg (Rp. 40.785.500,00) menjadi 821,48 kg (Rp. 28.751.953,07) dengan waktu Payback Period (PP) 2 tahun 6 bulan. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model BMC terintegrasi Itik Mojosari dengan pakan organik dapat berlangsung secara berkesinambungan dan mendukung bisnis skala usaha kecil.