Jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat sejalan dengan berkurangnya
lahan pertanian yang diakibatkan oleh alih fungsi lahan. Hal ini menyebabkan kebutuhan
terhadap hasil pertanian di Indonesia akan terus mengalami peningkatan. Selain itu, kendala
terhadap pertanian konvensional berbasis lahan dihadapkan dengan permasalahan kesuburan
tanah yang berdampak terhadap hasil produk pertanian yang tidak optimum. Sistem
budidaya hidroponik merupakan jawaban untuk permasalahan yang terjadi. Hal ini
dikarenakan hidroponik merupakan budidaya tanaman berbasis non lahan dengan kebutuhan
nutrisi yang dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan tanaman sehingga produksi terhadap
hasil dapat ditingkatkan. Saat ini terdapat berbagai macam sistem hidroponik yang dapat
diterapkan mulai dari skala rumahan sampai dengan skala industri besar. Start-up “Keboen
Bapak” menerapkan sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) horizontal dan
vertikal dengan kondisi lingkungan dan nutrisi dibuat sama untuk semua jenis tanaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi, menentukan produktivitas, menentukan
nilai efisiensi penyerapan nutrisi berupa nitrogen, fosfor dan kalium, serta Water Used
Efficiency (WUE) tanaman bayam hijau (Amaranthus hybridus L) pada sistem hidroponik
Nutrient Film Technique (NFT) horizontal dan vertikal . Metode penelitian yang digunakan
berupa metode destruktif dimana terdapat 10 sampel yang diamati dua hari sekali dan
metode non destruktif dimana terdapat 10 sampel dihitung bobot total panen dan
produktivitas di akhir masa tanam. Penelitian ini dilaksanakan di start-up Keboen Bapak
yang berlokasi di Ciparay selama 1 bulan. Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman,
panjang batang dan akar, jumlah daun, luas daun, bobot panen, produktivitas tanaman,
neraca massa dan energi serta Water Use Efficiency (WUE). Pengamatan terhadap kondisi
mikroklimat lokasi, kadar nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan Dissolved Oxygen (DO)
pada larutan nutrisi dan kandungan nitrogen (N), Fosfor (P) dan kalium (K) pada tanaman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman bayam pada sistem hidroponik NFT vertikal tumbuh lebih baik daripada NFT horizontal dengan nilai laju pertambahan tinggi tanaman:
1.337 cm/hari; laju pertambahan panjang batang: 1.009 cm/hari; laju pertambahan panjang
akar: 0,328 cm/hari; laju pertambahan jumlah daun: 1.400 helai/hari; laju pertambahan luas
daun: 2.274 cm2/hari, produktivitas: 8,93 ton/ha, nilai efisiensi penyerapan N: 58,56%;
P:66,48%; K: 9,46% dan total nilai WUE yaitu 2,92 kg/m3. Namun, secara umum tanaman
bayam hijau belum tumbuh optimum dengan sistem yang dikelola di Keboen Bapak karena
faktor lingkungan dan kebutuhan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan optimum
tanaman bayam hijau.