digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang dipicu oleh situasi Internasional dan juga kondisi internal Indonesia sendiri, telah memberi dampak yang sangat buruk kepada dunia industri didalam negeri. Kenaikan ini untuk kondisi internal Indonesia dimulai ketika pemerintah mencabut subsidi yang selama ini dinikmati oleh kalangan industri. Pencabutan dilakukan secara bertahap sejak 2001 dan pada tahun 2005 akhir subsidi dicabut 100%, harga ditentukan oleh harga internasional yang perubahannya dilakukan setiap bulan. PT SK KERIS sebagai salah satu PMA yang berada di Tangerang bergerak dibidang bisnis PET dan Polyester yang menggunakan bahan bakar minyak dalam hal ini minyak diesel (IDO) sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik (power plant) pada utility sebanyak 100,000 liter per-hari dengan out put rata-rata sebesar17,500 kW dan pada saat beban puncak 18,500 dan boiler pada PET proses sebanyak 25,000 liter per-hari, total 125,000 liter per-hari, tidak terlepas dari dampak kenaikan harga tersebut. Kenaikan tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan biaya produksi akan naik sehingga pada akhirnya akan berdampak pada daya saing dari produk yang dihasilkan yang akan menurun. Management PT SK KERIS didalam menyikapi kondisi ini sesuai dengan strategi yang telah dipilih yaitu cost leadership melakukan aktivitas yang disebut dengan utility re-structuring yaitu suatu program pendiversifikasian sumber energi diluar minyak diesel (IDO). Untuk menjalankan program ini maka management PT SK KERIS membentuk suatu Task Force Team (TFT) yang diberi nama TFT for Utility Re-Structuring dengan anggota yang terdiri dari lintas team yang mencakup utility team, CR team, finance team, purchasing and logistic team, maintenance team dan didukung oleh para tenaga ahli (technical supporting) yang terdiri dari Korean staf baik yang bekerja di Indonesia maupun dari Korea langsung sebagai konsultan. Task Force Team melakukan studi terhadap 3 (tiga) sumber energi alternatif yaitu batu bara, gas dan PLN, namun pada akhirnya team memilih gas sebagai alternatif sumber energi dengan berbagai pertimbangan diantaranya faktor lingkungan hidup sebagi faktor utama sesuai dengan arahan dari management. Kemudian teknologi yang dipilih adalah dual fuel yaitu pengoperasian diesel engine dengan menggunakan minyak diesel (IDO) dengan gas dengan komposisi 70% gas dan 30% IDO, ini merupakan program jangka pendek sampai tahun 2005 dan gas engine yang akan dilaksanakan mulai tahun 2006 sampai 2008 secara bertahap. Dalam menjalankan proyek ini agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh management baik schedule maupun performance , TFT melakukan banyak langkah diantaranya dengan melakukan mapping terhadap jalur kritis, kemudian mencarikan solusinya. Ini dilakukan bersama dengan kontraktor seperti PT Parba Nusantara untuk piping dan jembatan bersama PGN sebagai pemilik proyek pipa untuk main line , PT Bukaka sebagai kontraktor untuk dual fuel. Sampai proyek ini selesai dalam hal ini proyek jangka pendek maupun proyek gas engine tahap pertama tidak ada hambatan yang berarti, tidak ada kecelakaan kerja. Secara financial, untuk tahun 2006 efek dari proyek ini adalah berhasil menghemat biaya listrik sebesar US$ 8,848,258 atau 40% dan untuk boiler PET sebesar US$ 3,221,132 atau 60% dan apabila dihitung total penghematan yang dicapai sebesar US$ 27,587,146 atau sekitar 44%. Kalau melihat kegiatan dan hasil yang telah dicapai maka dapat dikatakan strategi yang dipilih oleh management PT SK KERIS adalah sudah tepat dan disarankan untuk melanjutkan untuk tahap berikutnya.