Tegalluar merupakan salah satu kawasan yang direncanakan menjadi kawasan
berorientasi transit dikarenakan adanya rencana stasiun Tegalluar sebagai jalur
akhir dari kereta cepat Jakarta-Bandung dengan pengembangan kawasan hingga ke
Desa Rancanumpang sebagai kawasan berorientasi transit pada radius 400 meter
yang terbagi kedalam dua wilayah Kota dan Kabupaten Bandung. Akan tetapi,
infrastruktur transportasi publik belum sebanding jumlahnya dengan populasi yang
ada. Adanya peningkatan mobilitas penduduk yang tidak didukung oleh sarana dan
prasarana transportasi publik yang memadai dapat mengakibatkan masyarakat lebih
memilih menggunakan transportasi pribadi dalam mobilitas sehari-hari. Hal
tersebut berdampak pada penambahan volume transportasi pribadi terutama dalam
konektivitas maupun integrasi terhadap fungsi guna lahan yang saling terkoneksi
dengan moda transportasi publik. Kawasan Tegalluar dan Rancanumpang
merupakan salah satu kawasan terendah di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung
dengan ketinggian 669 mdpl dan 668 mdpl yang mengalami penurunan laju
permukaan tanah setiap tahunnya dan mengakibatkan banjir pada kawasan karena
saluran tidak dapat menampung debit limpasan air. Sehingga diperlukan kawasan
berorientasi transit di Tegalluar yang dapat saling terkoneksi dan terintegrasi
dengan transportasi publik yang ramah terhadap pejalan kaki maupun pesepeda dan
dapat mengatasi permasalahan daya dukung fisik lingkungan karena adanya laju
penurunan permukaan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain
alternatif kawasan berorientasi transit di Tegalluar berdasarkan aspek density,
diversity, design, destination accessibility, distance to transit dan environment pada
kawasan berorientasi transit di Tegalluar. Metode yang digunakan dalam
perancangan kawasan berorientasi transit di Tegalluar ini menggunakan metode
fragmental yang pada dasarnya memungkinkan untuk dapat melakukan beberapa
tahapan perancangan. Hasil akhir perancangan ini berupa simulasi desain alternatif
pada kawasan berorientasi transit berdasarkan aspek density, diversity, design,
destination accessibility, distance to transit dan environment, sehingga dapat
memberikan gambaran maupun proses terkait perancangan desain alternatif
terhadap kawasan berorientasi transit di Tegalluar Bandung.