digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di tahun 2021, Departemen Hatari berencana untuk mengoperasikan 6 unit alat muat R996 yang akan berkontribusi lebih dari 50% total produksi. Tantangan utama yang dihadapi adalah terkait dengan produktivitas alat muat. Data historis menunjukkan bahwa kecenderungan penurunan produktivitas R996 sudah terjadi cukup lama dan masih berlanjut hingga akhir Februari 2021. Khawatir kondisi saat ini akan tetap berlanjut dan memberi dampak jelek terhadap kinerja produksi, Hatari Departemen melakukan langkah perbaikan melalui proyek peningkatan produktivitas alat muat yang akan berfokus kepada perbaikan 2 variabel yaitu waktu spotting dan waktu loading. Peningkatan produktivitas ini dilakukan dengan menerapkan pendekatan metodologi Business Process Reengineering yang diselaraskan dengan 9 langkah Business Improvement yang diadopsi oleh perusahaan. 9 langkah tersebut menggunakan pendekatan yang sistematis dan logis untuk mencari akar masalah dari sebuah fenomena yang ada, dimana pada akhirnya diharapkan akan berakhir pada solusi yang tepat. Secara umum, proses yang terjadi terbagi kedalam 3 fase utama. Fase yang pertama yaitu proses analisa bisnis dan fase yang kedua yaitu pengembangan proyek akan mencakup 5 langkah business improvement untuk menjelaskan secara detail mengenai permasalahan bisnis yang terjadi di departemen. Analisis akar penyebab masalah dilakukan guna mencari solusi yang dapat diambil dalam menjawab permasalahan yang ada. Fase yang ketiga yaitu implementasi solusi akan mencakup 4 langkah business improvement. Setiap solusi yang dihasilkan dari analisis akar penyebab akan di masukkan kedalam matrik prioritas. Dalam proses implementasi, setiap solusi yang mudah untuk dilakukan namun memiliki pengaruh yang besar terhadap perbaikan produktivitas alat muat adalah yang menjadi prioritas utama. Olehkarenanya, penelitian ini akan membahas tentang 5 solusi utama yang dihasilkan dari proyek peningkatan produktivitas ini, yaitu membuat prosedur pengoperasian standar terkait dengan manajemen alokasi alat muat Liebherr R996, membuat panduan terkait dengan ratio alat bantu, membuat sistem pelaporan progres pembuatan lokasi pengeboran-peledakan, memperkecil pattern lubang ledak dan melakukan review kinerja PA (physical availability) alat bantu. Hasil yang diperoleh setelah proses implementasi solusi dilakukan adalah turunnya nilai variabel waktu spotting dan waktu loading yang mengakibatkan adanya peningkatan terhadap produktivitas alat muat Liebherr R996 di Departemen Hatari.