digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK: Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan, maka persoalan yang akan dihadapi juga semakin besar pula, struktur organisasi berkembang semakin kompleks. Unit unit bisnis yang ada dalam suatu perusahaan didesain untuk saling menyokong satu sama lain. Jika Suatu Unit bisnis tersebut mengalami suatu gangguan, semisal tidak bisa berproduksi, maka tentu akan mengganggu kinerja unit-unit bisnis yang lain dalam perusahaan tersebut. Kejadian berhentinya suatu produksi pada suatu pabrik dapat terjadi oleh bermacam-macam hal misalnyabencana alam, kebakaran, kerusakan mesin, kerusuhan dan lain sebagainya, sering kali tidak terduga dan tidak terelakan. Jika hal ini terjadi diperlukan suatu penanganan khusus untuk memitigasi dan untuk memulihkan dampak dari bencana tersebut, salah satunya dengan cara manajemen risiko. PT. TDW Indonesia merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang berdiri di bawah naungan BELLE Corp mempuyai program untuk memitigasi risiko dari dampak suatu kejadian yang tidak dapat terelakan tersebut yang dapat menyebabkan terhentinya produksi, rencana ini kemudian disebut Production Continuity Plan (PCP). Rencana tersebut dalam pembuatannya diserahkan kepada departemen logistics dikarenakan departemen logistic bertanggung jawab atas aliran material dan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Hasil dari penelitian dan asesmen di lapangan menunjukan tingkat dari kerugian yang akan diderita berdasarkan waktu dari pabrik untuk tidak berproduksi dan jumlah produksi yang hilang selama terjadi gangguan. Fokus dari hasil penelitian ini dititikberatkan pada penanganan pemulihan dari risiko risiko utama. Dan hasil akhir penyusunan PCP adalah suatu dokumentasi yang terintegrasi terdiri atas tiga bagian, yaitu: matrik pengambilan keputusan, skenario mitigasi dan appendix.