digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rafif Rahman Darmawan
PUBLIC Alice Diniarti

Penyakit early dan late blight pada tanaman tomat memiliki dampak negatif pada hasil pertanian sehingga memengaruhi pendapatan masyarakat yang bekerja di bidang agrikultur. Saat ini, berbagai penelitian dikembangkan untuk menanggulangi penyakit early dan late blight. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan membudidayakan bibit unggul tanaman tomat yang memiliki kekebalan internal terhadap penyakit tersebut. Namun, penelitian bibit untuk memperoleh varietas unggul tidak mudah. Diperlukan waktu sekitar 3-5 tahun untuk mendapatkan bibit unggul yang baik. Penelitian dilakukan dengan memberikan sekelompok penyakit pada tanaman dengan sengaja, kemudian memantau perkembangan dan pertumbuhannya. Pemantauan dilakukan secara terus-menerus, hingga akhirnya dapat diketahui bibit yang paling unggul diantara bibit yang lain Observasi yang dilakukan dalam penelitian bibit saat ini masih dilakukan secara manual. Operator perlu datang setiap hari untuk mengambil data dan mencatat perkembangan dari tingkat keparahan penyakit pada tanaman-tanaman tersebut. Proses ini memakan banyak waktu, biaya, dan tenaga. Keterbatasan kemampuan manusia dalam mengambil data tidak konsisten, menilai luasnya lingkungan penelitian dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Keterbatasan tenaga ahli dalam melakukan penilaian tingkat keparahan juga relatif subjektif. Untuk itu, dirancang sebuah perangkat IoT yang dapat melakukan identifikasi tingkat keparahan penyakit pada tanaman di lingkungan penelitian bibit. Perangkat memiliki sistem mekanik yang dapat bergerak, sensor kamera untuk melakukan akuisisi data, koneksi internet untuk komunikasi jarak jauh, dan kemampuan computer vision dengan algoritma machine learning untuk melakukan identifikasi tingkat keparahan penyakit pada tanaman. Selain itu, terdapat sistem antarmuka berbentuk aplikasi Android yang berfungsi sebagai kendali dan visualisasi data ke pengguna. Pada sistem komunikasi, digunakan protokol MQTT untuk melakukan komunikasi data antara devais pengguna dengan aktuator pada perangkat IoT, sedangkan protokol HTTP digunakan untuk transmisi data berupa pratinjau langsung dalam bentuk video streaming.