digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arizal Firdausya
PUBLIC Alice Diniarti

Salah satu dari budaya yang khas dari Indonesia adalah seni membatik, yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat selama berabad-abad, dan telah menjadi representasi dari warisan budaya dari masyarakat Indonesia. Batik pertama kali berkembang pesat di keraton dengan pola ragam hias yang terpengaruh zaman Hindu di Jawa, mulai berkembang dengan berbagai pendekatan di beberapa daerah. Terdapat beberapa batik yang ragam hiasnya dilakukan yang memuat narasi visual, contohnya pada Batik Belanda pada abad 18 yang mengangkat cerita rakyat Eropa seperti cerita Snow White, lalu Batik Kasumedangan yang menceritakan Cadas Pangeran. Hal tersebut memunculkan ide untuk menggubah ilustrasi The Apocalypse Series menjadi desain kain batik. Pendekatan engraving mempunyai kesamaan dengan pendekatan batik dalam membuat susunan sebuah objek. Motif batik disusun kedalam tiga susunan yaitu: ornamen motif batik atau klowongan, hiasan pengisi ornamen atau isen-isen , dan hiasan pengisi latar, lalu engraving dilakukan dengan menerapkan gaya hatching untuk mengisi sebuah objek dalam menyampaikan bentuk, permukaan, dan gelap terang Hal tersebut menjadi potensi dalam mengembangkan batik pada penelitian yang akan dilakukan, yaitu menghasilkan koleksi kain batik dengan eksplorasi akulturasi karakteristik batik dan engraving dengan mengaplikasikan ilustrasi cerita The Apocalypse Series karya engraving Albrecht Durer dengan fungsi batik secara ritual sebagai dekorasi atau elemen estetis yang diutamakan untuk bangunan-bangunan kerohanian.