Salah satu dari budaya yang khas dari Indonesia adalah seni membatik, yang tumbuh dan
berkembang di tengah masyarakat selama berabad-abad, dan telah menjadi representasi
dari warisan budaya dari masyarakat Indonesia. Batik pertama kali berkembang pesat di
keraton dengan pola ragam hias yang terpengaruh zaman Hindu di Jawa, mulai
berkembang dengan berbagai pendekatan di beberapa daerah. Terdapat beberapa batik
yang ragam hiasnya dilakukan yang memuat narasi visual, contohnya pada Batik Belanda
pada abad 18 yang mengangkat cerita rakyat Eropa seperti cerita Snow White, lalu Batik
Kasumedangan yang menceritakan Cadas Pangeran. Hal tersebut memunculkan ide untuk
menggubah ilustrasi The Apocalypse Series menjadi desain kain batik. Pendekatan
engraving mempunyai kesamaan dengan pendekatan batik dalam membuat susunan
sebuah objek. Motif batik disusun kedalam tiga susunan yaitu: ornamen motif batik atau
klowongan, hiasan pengisi ornamen atau isen-isen , dan hiasan pengisi latar, lalu
engraving dilakukan dengan menerapkan gaya hatching untuk mengisi sebuah objek
dalam menyampaikan bentuk, permukaan, dan gelap terang Hal tersebut menjadi potensi
dalam mengembangkan batik pada penelitian yang akan dilakukan, yaitu menghasilkan
koleksi kain batik dengan eksplorasi akulturasi karakteristik batik dan engraving dengan
mengaplikasikan ilustrasi cerita The Apocalypse Series karya engraving Albrecht Durer
dengan fungsi batik secara ritual sebagai dekorasi atau elemen estetis yang diutamakan
untuk bangunan-bangunan kerohanian.