digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2021 TA PP M. ARIEBULHIKAMI CHOIRI 1.pdf ]
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB

Secara pemenuhan kebutuhan mendasar, manusia diklasifikasikan kedalam jenis omnivora, yang dapat mengkonsumsi baik unsur nabati maupun hewani. Berburu menjadi salah satu cara paling purba yang dilakukan manusia hingga saat ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi primernya. Sayangnya, dalam praktik lapangannya, eksploitasi yang terjadi atas alam terus berlanjut, tidak berhenti sampai kebutuhan dasar ini tercukupi. Salah satu kegiatan paling egois dan sarat ketidakadilan, adalah kegiatan trophy hunting, yaitu berburu hewan liar dan buas atas dasar pemenuhan ego dan penaklukkan atas alam. Biasanya, hewan hasil buruan tersebut diawetkan secara utuh atau sebagian kemudian diletakkan di ruang tamu atau ruang pajang untuk menunjukkan kegagahan dan kedigdayaan mereka sebagai spesies tertinggi. Dalam karya tugas akhir ini, penulis memvisualisasikan kontradiksi dalam penciptaan sebuah dunia alternatif jika masusia adalah objek dalam perburuan tersebut dan berakhir dalam sebuah artefak. Visual pajangan kepala menggambarkan penaklukkan dan dominasi. Penggunaan warna alam (coklat, kuning, hijau) melapisi keseluruhan karya merepresentasikan keberadaan alam yang lebih besar dari manusia, dan membuat audiens merefleksikan kembali interaksi mereka terhadap objek alam, terutama binatang liar. Lewat penggunaan medium keramik, penulis mencoba menekankan kritik terhadap pola pikir ethnosentris lewat material alam dan kontradiksinya secara visual atas kegiatan manusia modern yang secara buruk berdampak pada alam. Keramik juga memiliki sifat rapuh, menggambarkan ego manusia yang tidak akan selamanya bisa berdiri di puncak alam. Bahasa artefak juga digunakan dalam karya tugas akhir ini sebagai pengingat audiens terhadap konsep perburuan manusia yang melupakan keseimbangan sebagai identitas alam itu sendiri.