ABSTRAK Ferry Firmansyah Putra
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Ferry Firmansyah Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ferry Firmansyah Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ferry Firmansyah Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ferry Firmansyah Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ferry Firmansyah Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ferry Firmansyah Putra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Korosi menimbulkan kerugian ekonomi seperti yang dilaporkan oleh NACE pada
tahun 2016 bahwa biaya yang ditimbulkan korosi secara global sebesar 2,5 miliar
dolar AS atau setara dengan 3,4% PDB dunia. Selain itu, korosi juga
menimbulkan dampak lingkungan seperti menyebabkan korban jiwa dan
pencemaran lingkungan. Berbagai metode digunakan untuk mengendalikan
korosi, salah satu yang paling umum adalah inhibitor korosi. Inhibitor korosi
konvensional memiliki masalah-masalah seperti harga yang relatif mahal dan
bersifat toksik. Saat ini banyak dilakukan penelitian terkait inhibitor ramah
lingkungan yang dapat mengatasi hal tersebut, salah satunya berasal dari
tumbuhan. Senyawa organik pada tumbuhan seperti tanin dan flavonoid memiliki
kemampuan inhibisi korosi. Rambutan diketahui mengandung senyawa-senyawa
tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui inhibisi korosi baja
menggunakan ekstrak kulit rambutan pada lingkungan HCl 1 M menggunakan
metode gravimetrik.
Pada penelitian ini dilakukan uji perendaman selama dua hari pada temperatur
ruang dan enam jam untuk variasi temperatur 35?, 45?, dan 55? pada
konsentrasi inhibitor 0, 1, 2, 3, dan 4 g/l. Metode ekstraksi dengan pelarut etanol
dilakukan untuk mendapatkan ekstrak kulit rambutan, kemudian diencerkan
dengan larutan HCl 1 M. Hasil uji perendaman kemudian diolah untuk
mendapatkan laju korosi, efisiensi inhibisi, model isoterm adsorpsi, parameter
termodinamika, dan mekanisme adsorpsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi inhibitor
menurunkan laju korosi dan meningkatkan efisiensi inhibisi. Laju korosi terendah
dan efisiensi tertinggi pada perendaman selama dua hari di temperatur ruangan
adalah 1,001 mm/tahun dan 89,59% yang didapat pada konsentrasi 3 g/l. Penaikan
temperatur meningkatkan laju korosi dan menurunkan efisiensi inhibisi.
Penurunan efisiensi inhibisi seiring dengan penaikan temperatur mengindikasikan
mekanisme fisisorpsi. Model isoterm adsorpsi untuk suhu 25—55? secara
berturut-turut adalah Langmuir, Frumkin, Freundlich, dan Frumkin. Nilai energi
Gibbs berkisar di antara -15,46 sampai -24,86 kJ/mol mengindikasikan
mekanisme fisisorpsi dan gabungan fisisorpsi dan kemisorpsi. Peningkatan energi
aktivasi seiring dengan penambahan konsentrasi inhibitor mengindikasikan
mekanisme fisisorpsi.