digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK T. Hasyiral Haikal
PUBLIC Sandy Nugraha

Hutan mangrove Kuala Langsa terletak di pesisir barat Kota Langsa. Aceh. Hutan mangrove Kuala Langsa memiliki luas sekitar 6724 Ha, dengan peruntukan sebagai kawasan hutan lindung seluas 1,687.76 ha, dan sisanya merupakan hutan produksi, hutan produksi konversi serta area perikanan budidaya. Berdasarkan data dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah III Aceh, kawasan ini memiliki koleksi 32 spesies mangrove dan merupakan yang terlengkap di Asia Tenggara. Spesies mangrove yang berada di kawasan hutan mangrove Kuala Langsa ini, diantaranya sudah berumur sangat lama dan memiliki ukuran yang sangat besar sehingga perlu di konservasi. Seperti ekosistem pesisir kebanyakan, hutan mangrove Kuala Langsa juga tidak luput dari kerusakan. Penyebab kerusakan hutan mangrove di Kuala Langsa didominasi oleh aktivitas manusia seperti eksploitasi hutan mangrove untuk pembangunan infrastruktur dan perikanan tambak. Selain itu, abrasi dan erosi yang terjadi di daerah sempadan pantai dan sungai, turut mengurangi kualitas lingkungan. Kondisi degradasi lahan hutan mangrove ini tidak didukung dengan upaya rehabilitasi yang maksimal. Kawasan ini merupakan lahan milik Pemerintah Kota Langsa yang kini dikelola oleh pihak swasta. Pengelolaan yang dilakukan saat ini belum memperhatikan aspek konservasi dan aspek keberlanjutannya, sehingga berpotensi mengurangi fungsi fisik, ekonomi, dan juga biologis. Tesis ini dilakukan untuk merancang lanskap hutan mangrove Kuala Langsa sebagai kawasan budidaya ekologis dengan mengaplikasikan prinsip ekowisata, yakni konservasi, partisipasi masyarakat, dan ekonomi, Kawasan perancangan ini dibagi menjadi beberapa zona, dengan tujuan untuk mengidentifikasi berbagai fungsi, kegiatan, fasilitas, serta berbagai komponen dalam perancangan dalam mendukung upaya konservasi serta perlindungan garis sempadan pantai dari abrasi. Perancangan lanksap hutan mangrove Kuala Langsa sebagai kawasan ekowisata dan budidaya ekologis ini diharapkan dapat menghasilkan lanskap kawasan mangrove yang terintegrasi dengan peran kawasan ini sebagai habitat vegetasi dan satwa liar, serta pelindung kawasan pesisir.