digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Meirifa Rizanti
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pemasokan buah pisang membutuhkan rantai yang panjang, dimulai dari sumber produksi hingga sampai ke tangan konsumen. Pisang adalah salah satu anggota kelompok buah klimakterik. Buah klimakterik akan mengalami pematangan yang relatif cepat ketika telah dipanen sehingga rantai pasok yang dilakukan perlu mengalami penanganan yang sangat baik. Titanium dioksida (TiO2) merupakan salah satu senyawa fotokatalis yang dapat mendegradasi etilen. Penggunaan TiO2 mampu mengurangi jumlah etilen yang ada di sekitarnya, sehingga memungkinkan untuk menghambat proses pematangan pada buah. Selain itu, salah satu teknologi yang mampu memperpanjang umur simpan buah adalah dengan menggunakan Modified Atmospheric Storage (MAS). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh penyimpanan yang mengkombinasikan kedua metode yang telah dijelaskan, yaitu dengan menggunakan ruang penyimpanan yang dimodifikasi sedemikian rupa yang kami sebut Fruit Storage Chamber (FSC) dan penggunaan partikel TiO2 terdoping mangan (Mn).Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dilakukan perlakuan dengan menyimpan sampel buah pisang cavendish matang hijau berusia 9 Minggu pada lima kondisi yaitu ruang terbuka sebagai kontrol, di dalam FSC berukuran besar (FB), di dalam FSC berukuran kecil (FK), di dalam FSC yang telah diberikan plat TiO2-Mn berukuran besar (FTB), dan di dalam FSC yang telah diberikan plat TiO2-Mn berukuran kecil (FTK) selama 7 hari. Selanjutnya dilakukan analisis fisik yang meliputi perubahan warna kulit buah, analisis fisiologis seperti konsentrasi etilen, kadar gula, dan laju respirasi, serta dilakukan pula analisis level ekspresi gen relatif terkait jalur glikolisis (ADH2, BAM3, PKM, PFK3, PGK). Analisis data dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 setelah perlakuan. Hasil analisis fisiologi yang dilakukan menunjukkan laju respirasi , konsentrasi etilen, serta kadar gula pada sampel yang disimpan di dalam FSC yang diberikan TiO2-Mn berukuran besar (FTB) lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari data analisis fisiologi pada hari ke-7 untuk perlakuan FTB yaitu laju respirasi (0,5779 ppm/g.jam) , konsentrasi etilen (0,586 ppm/g.jam), serta kadar gula (2,069 °Brix). Selain itu, secara fisik sampel dengan perlakuan tersebut mengalami perubahan warna pada kulit yang juga lebih lambat dibandingkan dengan sampel perlakuan lainnya. Hasil analisis ekspresi gen terkait jalur glikolisis (PKM, PFK3, PGK) dan gen yang berperan dalam degradasi pati (BAM3) menunjukkan bahwa sampel yang disimpan dalam FSC dengan TiO2 memiliki nilai ekspresi gen relatif yang lebih rendah dibandingkan dengan sampel kontrol maupun sampel yang hanya disimpan di dalam FSC tanpa TiO2. Selain itu gen ADH yang merupakan gen pengkode enzim alkohol dehidrogenase yaitu berperan dalam mengubah piruvat menjadi etanol memiliki tingkat ekspresi relatif yang tinggi. Hal ini berkorelasi dengan laju respirasi yang rendah pada perlakuan FSC dengan TiO2 berukuran besar. Tingkat ekspresi relatif setiap gen berbeda signifikan pada hari ke 3, 5, dan 7 untuk sampel yang disimpan di dalam FSC dengan TiO2. Hal ini menunjukkan pemberian TiO2 pada FSC mampu menghambat proses glikolisis yang ditandai dengan rendahnya ekspresi gen-gen terkait glikolisis yang pada umumnya akan meningkat saat buah mengalami proses pematangan. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa FSC yang diberi pelat TiO2 mampu memperlambat proses pematangan buah pisang setelah panen.