digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sofa Parihah Nurasiah
PUBLIC Taupik Abidin

Sejak menjadi "pop culture" bagi generasi milenial dalam berbagi informasi dan pengetahuan, media sosial mampu membuka peluang bagi para pelaku industri kuliner khususnya pemilik restoran dan food blogger untuk berkolaborasi menggunakan media sosial guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Food blogger secara unik menghubungkan restoran dan konsumen melalui review produk kuliner yang dapat dikategorikan sebagai knowledge sharing. Namun, adanya perbedaan motivasi di balik proses knowledge sharing kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas knowledge sharing yang dilakukan karena motivasi moneter dan motivasi non-moneter. Menjawab pertanyaan itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami motivasi di balik kegiatan berbagi pengetahuan dan keberlanjutannya yang dilakukan oleh food blogger sebagai kontributor pengetahuan. Data diperoleh dengan menggunakan wawancara mendalam kepada beberapa food blogger di Bandung, Indonesia, dengan berfokus pada pengalaman mereka menjadi food blogger. Analisis fenomenologis kemudian digunakan untuk mengungkap esensi dari pengalaman mereka terkait motivasi menjadi food blogger. Dari studi yang dilakukan, ditemukan bahwa tidak ada blogger makanan yang murni memiliki motivasi moneter atau motivasi non-moneter. Kedua motivasi tersebut muncul dan memiliki dampak masing-masing. Motivasi moneter memungkinkan blogger makanan mengalami proses berbagi pengetahuan dan penyesuaian perilaku karena kerja sama dengan pemilik restoran, sedangkan motivasi non-moneter memungkinkan blogger makanan melakukan proses dan perilaku berbagi pengetahuan secara mandiri. Penelitian ini melengkapi penelitian sebelumnya mengenai knowledge sharing behavior dan motivasi dengan menyajikan perspektif analitis dari sudut pandang food blogger dalam memenfaatkan social media.