digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP ARDESTYA FERTA A 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2007 TA PP ARDESTYA FERTA A 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARDESTYA FERTA A 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARDESTYA FERTA A 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARDESTYA FERTA A 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARDESTYA FERTA A 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARDESTYA FERTA A 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Buah strawberry (Fragaria, sp.) sangat digemari di Indonesia karena rasanya yang segar. Saat ini daerah Ciwidey Kabupaten Bandung dikenal sebagai salah satu daerah penghasil strawberry terbesar di Jawa Barat dan merupakan daerah kunjungan wisata di Bandung yang menawarkan konsep agrowisata dimana konsumen dapat memetik buah strawberry langsung dari pohonnya. Penggunaan insektisida organofosfat untuk meningkatkan produksi buah dan melindunginya dari hama maupun penyakit dapat meninggalkan bekas berupa residu yang membahayakan kesehatan konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui residu insektisida organofosfat pada buah strawberry di kebun-kebun agrowisata tersebut. Sampel diambil pada kebun dengan luas antara 1000 m2-5000 m2 satu hari sebelum penyemprotan, langsung setelah aplikasi insektisida, dan satu hari setelah penyemprotan. Metode analisis dengan alat Gas Chromatography dan ekstraksi menggunakan homogenizer dengan pelarut aceton dan heksan berdasarkan Metode Standar Analisis Residu Pestisida Komisi Pestisida tahun 1997. Insektisida organofosfat yang paling banyak digunakan di Ciwidey adalah kelompok Klorpirifos dan Profenofos sehingga kedua jenis inilah yang diselidiki lebih lanjut. Hasil penelitian pada buah yang dicuci dan tidak dicuci menunjukkan adanya residu klorpirifos rata-rata sebesar 0,027 ppm pada buah yang tidak dicuci dan 0,0048 ppm pada buah yang dicuci sedangkan residu profenofos adalah sebesar 0,0547 ppm pada buah yang tidak dicuci dan 0,029 ppm pada buah yang dicuci. Nilai tersebut masih berada dibawah batas Maximum Residue Limit (MRL) yang ditetapkan oleh Codex Alimentarius. Proses pencucian buah dengan perendaman dapat mengurangi residu insektisida sebanyak 40persen-60persen, sedangkan penggunaan sabun khusus untuk mencuci sayur dan buah tidak memberikan kontribusi yang terlalu signifikan.