digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Abu Dawud Hidayaturrobi
PUBLIC Irwan Sofiyan

Sumur AWI A-4 memiliki kandungan Non Condensable Gas (NCG) tertinggi di antara sumur-sumur produksi lain di lapangan Salak dengan kandungan NCG 10% -wt. Hasil studi gangguan NCG menunjukkan bahwa sumur AWI A-4 memiliki pengaruh gangguan NCG yang sangat kuat terhadap beberapa sumur kandungan NCG tinggi lainnya. Pada tahun 2012 sumur AWI A-4 mengalami penyumbatan lubang sumur (scaling) yang menyebabkan peningkatan kandungan NCG di sumur-sumur sekitar dan pembangkit listrik Unit-4 yang akhirnya berdampak pada penurunan pembangkit listrik (generation loss). Dampak lain adalah penurunan suplai uap sebesar 71,8 kg/s karena harus menjaga kandungan NCG pembangkit Unit-4 di bawah kemampuan maksimal Gas Removal System (GRS) 2 %-wt. Pada tahun 2015 dilakukan pekerjaan pembersihan scale di lubang sumur AWI A-4 namun gagal dan mengakibatkan tertutupnya lubang sumur AWI A-4. Evaluasi menyeluruh terhadap kondisi lubang sumur dan karakteristik sumur AWI A-4, melibatkan tim multi-disiplin (Pengeboran, Reservoir, Produksi, dan Geokimia), dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab utama terjadinya penyumbatan lubang sumur AWI A-4 lalu mengembangkan metode yang tepat untuk membersihkan sumbatan tersebut dan meningkatkan aksesibilitas lubang sumur. Setelah mengetahui kondisi lubang sumur AWI A-4 secara menyeluruh, program pembersihan scale terbaru dikembangkan menggunakan metode rotojet Coiled Tubing Unit (CTU) di tahun 2017 yang akhirnya berhasil meningkatkan aksesibilitas lubang sumur AWI A-4 termasuk mengurangi kandungan NCG di sumur-sumur sekitar dan di pembangkit listrik Unit-4. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan pasokan uap sebesar 84,4 kg/s termasuk penundaan dan pembatalan proyek-proyek lain yang berkaitan langsung dengan penambahan pasokan uap sehingga mengurangi biaya operasional perusahaan.