digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arkansyah Farras Setiawan
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Jakarta menjadi salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami pertumbuhan penduduk sangat signifikan. Salah satu implikasi dari hal tersebut dapat dirasakan pada sektor transportasi yang terus bergelut dengan pembangunan infrastruktur jalan salah satunya jalan layang guna mengurai kemacetan. Namun, perencanaan pembangunan jalan layang hanya memperhatikan persoalan mobilitas dan meyampingkan persoalan terkait kualtias ruang kota dan sisi manusia sehingga menimbulkan lost space. Padahal, potensi pemanfaatannya tergolong sangat tinggi karena dapat digunakan bukan hanya untuk aktivitas pasif namun juga aktivitas aktif. Jika melihat dari sisi tren saat ini, kita dapat memanfaatkan lost space tesebut sebagai sebuah fasilitas startup sehingga sekaligus dapat berkontribusi kepada perkembangan ekonomi digital. Kondisi eksternalitas yang tinggi seperti polusi kendaraan bermotor, kebisingan jalan, kurangnya paparan sinar matahari, kelembaban, dan sirkulasi udara yang buruk menjadi persoalan utama untuk dapat memanfaatkan ruang di bawah jalan layang. Pemanfaatan ruang di bawah jalan layang sebagai fasilitas startup memerlukan perhatian khusus kepada kondisi kenyamanan bekerja. Tesis ini diharapkan mampu memberikan perspektif baru mengenai pemanfaatan ruang kota secara lebih holistik. Dengan menggunakan metodologi penelitian qualitatif berbasis studi literatur, presedan, dan perancnagan serta quantitative berbasis pengumpulan data sekunder lapangan dan simulasi didapatkan temuan tingginya pemanfaatkan ruang dibawah jalan layang. Membagi isu perancangan workplace comfort menjadi dua isu besar yakni fisik dan psikis membuka perspektif untuk dapat menyelesaikan dampak degradative lingkungan. Hasil rancangan menunjukkan bahwa memperhatikan konteks sekitar merupakan hal paling penting karena memiliki dampak signifikan kepada rancangan fasilitas startup. Strategi desain yang diperlukan terdiri atas; 1) acoustic comfort dengan peforated kinetic façade, noise diffraction reduction kansteen, dan ceiling absorber, 2) respiratory comfort dengan vegetation waffle filtration dan HEPA filter ventilation, 3) thermal comfort dengan chimney effect dan sandwich wall thermal mass, 4) visual comfort dengan light well dan levitation light shelves, 5) stress recovery dengan aplikasi vegetasi, dan 6) attention recovery dengan fasilitas penunjang yang komplementer. Sedangkan hasil simulasi menunjukkan ketercapaian workplace comfort pada isu fisik seperti kebisingan, kecepatan angin, polusi, temperatur, dan silau. Studi ini bersifat pilot project dan hanya menjadi landasan sehingga masih dibutuhkan studi lanjutan secara spesifik dengan harapan rancangan dapat diimplementasikan secara nyata.