digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu aspek yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, pertumbuhan unit UMKM per tahun di Indonesia meningkat 4,2 persen per tahun dan rata-rata kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia dalam 3 tahun terakhir lebih dari 50%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kegiatan UMKM mampu mendorong perekonomian masyarakat secara mandiri dan juga mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Masalah yang terjadi akibat pandemi COVID-19 adalah menurunnya konsumsi masyarakat, termasuk berbelanja di UMKM. Untuk mempertahankan usahanya, ada beberapa pilihan promosi yang dapat dipilih oleh UMKM. Salah satu pilihannya adalah promosi penjualan. Promosi penjualan dikenal sebagai salah satu metode paling efektif yang mempengaruhi volume penjualan. Strategi kedua yang juga berdampak adalah adanya endorsement dari pihak ketiga. Studi sebelumnya telah mengidentifikasi dampak promosi moneter melalui strategi online dan in-store untuk membangun identitas merek yang kuat. Namun, pemahaman tentang pengembangan branding masih kurang, khususnya promosi dan endorsement karena penelitian sebelumnya sebagian besar didasarkan pada perusahaan multinasional atau besar yang memiliki karakteristik berbeda dengan UMKM. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengeksplorasi dua jenis promosi, yaitu: promosi moneter (vs non-moneter) dan dukungan selebriti (vs non-selebriti) ke dalam persepsi pelanggan yang lebih baik tentang produk dan merek UMKM. Hubungan variabel-variabel tersebut diuji dengan menggunakan ANOVA. Data dikumpulkan dari pelanggan UMKM di Jawa Barat sebagai objek penelitian. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner melalui platform online dan 150 sampel berhasil dikumpulkan. Hasil empiris penelitian ini menegaskan bahwa promosi penjualan (moneter dan non-moneter) dan endorsement (selebriti dan non-selebriti) berpengaruh signifikan terhadap niat beli pelanggan di UMKM.