Rumah susun (di singkat dengan rusun) merupakan tipe hunian
vertikal yang saat ini gencar pembangunannya di kota-kota besar dan
menjadi pilihan bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk bertempat
tinggal. Hal ini didasari atas kebutuhan hunian yang semakin tinggi dan
keterbatasan kemampuan finansial untuk menjangkaunya. Salah satunya di
kota Palembang yang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia
karena terdapat berbagai macam perkembangan yang menghasilkan
kebutuhan berhuni dari berbagai sektor terutama ekonomi, industri hingga
infrastruktur. Terdapat salah satu lokasi rusun di Kota Palembang yang
dibangun di tanah pemerintah yang semula merupakan permukiman ilegal
yang mengalami kebakaran pada tahun 1980-an. Pada kompleks rusun
tersebut, permasalahan terus bermunculan mulai dari penyimpangan fungsi
ruang,kurangnya fasilitas umum dan bersama hingga masalah kekumuhan
lingkungan dan persampahan
Ragam permasalahan pada rusun pertama di Palembang tersebut
menimbulkan dugaan perlunya koreksi rancangan rusun yang lebih
mewadahi aspirasi pengguna dalam konteks lokal. Penulisan tesis ini
bertujuan untuk mengeksplorasi rancangan rusun yang menyerap persepsi
pengguna potensial pada konteks yang khas di Palembang. Perancangan ini
diharapkan dapat menjadi solusi penataan kembali rusun yang lebih
akomodatif bagi pengguna setempat. Metode pengumpulan data dilakukan
secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif melalui kuesioner yang
diwawancarakan untuk membantu penyusunan kebutuhan ruang, sedangkan
data kualitatif melalui observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran
aktivitas dan penggunaan rusun secara langsung. Metode ini diharapkan
dapat mencapai titik temu kriteria desain rusun yang mewadahi pengguna
sesuai konteks lokal
Skema pengembangan desain dilakukan dengan menentukan
rumusan kriteria perancangan yang didapatkan dari hasil analisis dan
pendekatan evaluasi pada beberapa opsi. Usulan desain yang diajukan mulai
dari unit hunian, blok hunian hingga alternatif tapak. Opsi-opsi tersebut akan
dievaluasi dan diseleksi berdasarkan komponen kriteria perancangan yang
ada dan menghasilkan satu opsi optimal sebagai pengembangan desain
utama pada tesis. Hasil akhir perancangan diharapkan sebagai solusi optimal
pada studi kasus ini. Hasil perancangan telah disesuaikan dengan hasil-hasil
analisis dari tingkat unit ruang hingga tingkat unit lahan. Faktor persepsi
penghuni pada perancangan ini memainkan peran besar dalam menentukan
batasan-batasan ruang. Persepsi menjadi tolak ukur keinginan penghuni
rusun untuk memperbaiki kualitas lingkungannya. Perancangan tesis ini
akan menjadi rekomendasi utama terhadap permasalahan rancangan rusun
eksisting khususnya pada konteks Palembang yang khas saat ini.
Berdasarkan perancangan berbasis persepsi pengguna dihasilkan
beberapa kategori ruang baru yang dapat diaplikasikan pada proses
perencanaan. Terdapat kodifikasi-kodifikasi ruang yang muncul saat
pemisahan beberapa ruang lazim pada unit hunian. Ruang-ruang yang
semula bersifat privat/semi privat dapat dialihkan menjadi ruang bersama.
Ruang tersebut meliputi ruang dapur dan makan bersama, ruang tamu
bersama, ruang cuci jemur bersama serta ruang fleksibel. Program ruang
baru ini menjadi hal penting dalam mengatur kebutuhan ruang berdasarkan
aktivitas sehari-hari pengguna. Adapun kemanfaatan dari penelitian tesis ini
yaitu memberikan pandangan baru bagi pemerintah dan praktisi untuk selalu
mempersiapkan kebutuhan ruang berdasarkan persepsi penggunanya,
meningkatkan kualitas berhuni pada rusun, serta mendemonstrasikan
pendekatan alternatif pada perancangan rumah susun dalam konteks lokal.