digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Syifa Azzahra
PUBLIC Taupik Abidin

Penggunaan perawatan kulit telah menjadi gaya hidup bagi orang-orang dari berbagai usia, jenis kelamin, dan budaya. Namun, meningkatnya permintaan dan pasokan produk perawatan kulit telah menyebabkan masalah lingkungan dengan 75,2 juta metrik ton total limbah padat yang dihasilkan setiap tahun dari produk perawatan kulit konvensional di seluruh dunia. Selain itu, penciptaan produk perawatan kulit konvensional melakukan eksperimen berbahaya pada hewan, menghancurkan kehidupan laut, menyebabkan polusi udara, dan melakukan eksploitasi sumber daya yang berlebihan. Oleh karena itu, baik produsen maupun konsumen telah mengalihkan minatnya ke pilihan yang lebih ramah lingkungan, yaitu green skincare yang saat ini terus berkembang di pasar global. Namun, belum ada perubahan yang signifikan terhadap penggunaan produk green skincare dikarenakan konsumen yang tidak yakin bahwa produk green skincare dapat mengungguli produk perawatan kulit konvensional terkait fungsi dan manfaatnya bagi konsumen. Tujuan utama dari pembuatan produk perawatan kulit adalah untuk melayani kulit yang berarti kewajiban perusahaan adalah untuk memprioritaskan konsumen saat membuat produk perawatan kulit, bukan hanya lingkungan. Oleh karena itu, fokus kajian penelitian ini adalah mengukur faktor peralihan penggunaan green skincare, khususnya pembersih wajah yang dibandingkan dengan pembersih wajah konvensional, dengan menempatkan konsumen sebagai fokus utama, bukan lingkungan. Studi penelitian ini menganalisis seberapa besar kontribusi harga produk, ulasan produk, dan manfaat produk terhadap penggunaan green skincare konsumen, khususnya pembersih, dengan menggunakan Multiple Regression Analysis (MLR) untuk mengolah data survei kuantitatif sebanyak 200 sampel.