ABSTRAK Yola
PUBLIC Alice Diniarti COVER Yola
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Yola
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Yola
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Yola
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Yola
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Yola
PUBLIC Alice Diniarti BAB 6 Yola
PUBLIC Alice Diniarti BAB 7 Yola
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Yola
PUBLIC Alice Diniarti
Pusat Informasi Mangrove (PIM) Pekalongan berada pada Kabupaten Pekalongan
yang berbatasan langsung dengan pesisir pantai Pekalongan. Wilayah pesisir
Pekalongan Utara memiliki nilai elevasi tanah yang rendah yaitu < 1 meter. Hal
ini menyebabkan wilayah tersebut tergenang banjir pasang. Banjir pasang yang
terjadi di wilayah tersebut merupakan kejadian dengan intensitas yang sering dan
mengakibatkan infrastruktur dan pemukiman mengalami kerusakan sehingga
menyebabkan kerugian cukup besar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
mitigasi untuk mengurangi besarnya kerusakan yang terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur apa yang sesuai untuk
permasalahan erosi dan land subsidance yang terjadi di Pekalongan, serta
menganalisis struktur media tanam mangrove yang sesuai untuk lokasi Pusat
Informasi Mangrove Pekalongan, sehingga dapat bermanfaat untuk mitigasi
mengenai banjir pasang di pesisir Pekalongan Utara. Setelah mendapatkan
struktur terbaik akan dilakukan pemodelan numerik menggunakan perangkat
lunak Delft3D dan Delft Dashboard. Data lingkungan didapatkan secara primer
dengan adanya tim survei di lokasi penelitian dan sekunder dari data open source,
berupa data angin, gelombang, arus, pasang surut, sedimen, tanah. Dari
pengolahan data lingkungan dan analisa dengan berbagai aspek desain didapatkan
struktur pelindung pantai berupa groin dengan panjang 45 m menuju laut, lebar
mercu 2m, elevasi puncak groin 4.5m menggunakan material batu kasar bersudut
pada primary dan secondary layer. Untuk struktur media tanam mangrove pada
PIM Pekalongan digunakan guludan dengan dimensi 10mx5mx4m. Simulasi
pemodelan dimulai dari 1 April 2021 hingga 16 April 2021 dengan penambahan
struktur groin. Didapat hasil rerata sedimentasi saat pemodelan 15 hari tersbut
setinggi 0.7 m diatas MSL, sedangakan rerata erosi sedalam 0.9 m. Maka
disimpulan bahwa masih terjadinya erosi pada area penelitian. Hal tersebut dapat
terjadi karena waktu simulasi yang terlalu singkat sehingga belum ada hasil yang
akurat untuk memprediksi untuk waktu kedepan.