digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemanasan global dan perubahan iklim membuat meningkatnya penggunaan energi terbarukan, salah satunya adalah energi surya, dimana photovoltaic (PV) saat ini berkembang pesat dengan harga yang semakin murah dan efisiensi tinggi, namun masih terdapat kendala pada kebutuhan lahan. PLTS terapung (floating PV) merupakan salah satu solusinya, terlebih lagi Indonesia memiliki banyak danau dan intensitas penyinaran matahari yang tinggi. Pada penelitian ini, dikembangkan teknologi pendinginan pasif thermosiphon cascade yang cocok diterapkan pada PLTS terapung untuk meningkatkan daya & efisiensi, dimana penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian pendingin thermosiphon oleh Sutanto (2018). Secara prinsip, fluida pendingin menyerap panas PV dan didinginkan kembali dengan melewatkan kembali saluran pendingin ke dalam air sehingga dapat mendinginkan ulang PV selanjutnya, dimana sirkulasi fluida pendingin terjadi secara kontinu karena efek bouyancy. Simulasi Computational Fluid Dynamics pada sistem thermosiphon cascade dilakukan sebagai referensi awal, menunjukkan bahwa terjadi sirkulasi fluida pendingin, yang ditunjukkan oleh perubahan temperatur fluida pendingin secara gradual. Pengujian dilakukan sebagai validasi dari simulasi dengan membandingkan temperatur dan daya pada empat konfigurasi berbeda, yaitu ground PV, floating PV, floating PV thermosiphon konvensional, dan floating PV thermosiphon cascade. Hasil pengujian menunjukkan bahwa temperatur kerja PV yang didinginkan pada thermosiphon cascade lebih rendah 4°C dibandingkan thermosiphon konvensional, dikarenakan fluida pendingin antar PV mampu didinginkan kembali hingga 14,4°C akibat sistem cascade. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan daya & efisiensi floating PV dengan thermosiphon cascade sebesar 8,48% & 8,67% dibandingkan ground PV, lebih tinggi dibandingkan dengan konfigurasi floating PV thermosiphon konvensional terhadap ground PV (7,09% dan 7,18%) dan floating PV biasa terhadap ground PV (4,96% dan 4,93%).