digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mentari Kasih
PUBLIC Irwan Sofiyan

Cover_Mentari Kasih.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Orthosiphon aristatus (Kumis kucing) merupakan salah satu tanaman obat yang umum ditemui di Indonesia dan dibudidayakan oleh berbagai etnis Indonesia. Berbagai studi telah menunjukan bahwa kumis kucing memiliki senyawa aktif yang bermanfaat dalam aktivitas farmakologi, seperti sinensetin yang merupakan senyawa identitas simplisia, dan asam rosmarinat yang merupakan senyawa antioksidan utama dari kumis kucing. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan marka metabolit dan genetik pada kumis kucing. Sampel daun kering kumis kucing dari 10 etnis di Indonesia dimana setiap etnis memiliki lima sampel daun dari lima individu berbeda. Sampel didapatkan dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Pengembangan marka metabolit dilakukan dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) pada senyawa sinensetin dan asam rosmarinat, dimana data hasil kromatogram diolah menggunakan MS. Excel dan diuji statistik menggunakan One Way Anova dan Kruskal Wallis serta pengujian lanjutan menggunakan Turkey HSD dengan program IBM SPSS Statistics 25. Pengembangan marka genomik dilakukan pada kumis kucing varietas ungu yang didapatkan dari daerah Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Isolasi DNA genom kumis kucing putih menggunakan metode CTAB termodifikasi dan sekuensing DNA genom dengan menggunakan teknologi Oxford Nanopore. Berdasarkan hasil profil metabolit sinensetin, dan asam rosmarinat, terdapat perbedaan signifikan (p-value < 0,05) konsentrasi asam rosmarinat pada kumis kucing pada ketinggian 100-1000 m dpl, yaitu Etnis Majapahit, Kalisusu, Kutai dan Peminggir dibandingkan dengan etnis lainnya dimana menunjukan nilai konsentrasi yang lebih tinggi. Pada metabolit sinensetin tidak menunjukan perbedaan yang signifikan (p-value > 0,05). Hasil bacaan sekuensing yang didapatkan adalah sebanyak 249 sekuen bacaan dengan kisaran panjang basa tiap sekuen 238-30.817 bp, rata-rata panjang basa 4.140,1 bp dan total panjang bacaan yang didapatkan adalah 1.031.664 bp. Data mentah hasil bacaan sekuensing tersebut kemudian digunakan untuk karakterisasi SSR dimana didapatkan 351 perfect SSR, 1.232 imperfect SSR dan 36 compound SSR menggunakan software Krait v. 1.3.3 serta dihasilkan desain primer sebanyak 329 pasang primer. Primer tersebut nantinya akan digunakan untuk pengembangan marka SSR pada kumis kucing dimana marka genomik ini yang nantinya dapat diaplikasikan pada populasi tanaman kumis kucing untuk memetakan keragaman genetik tanaman kumis kucing di Indonesia serta mengembangkan varietas yang memiliki kadar asam rosmarinat dan sinensetin tinggi.