Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu aspek yang berperan besar dalam
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir, pertumbuhan unit UKM
per tahun di Indonesia meningkat 4,2 persen per tahun dan rata-rata kontribusi UKM
terhadap. Kondisi ini menunjukkan bahwa kegiatan UKM mampu mendorong perekonomian
masyarakat secara mandiri dan juga mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tidak semua bisnis mendapatkan perhatian konsumen sebagaimana mestinya, hal itu terjadi
di UKM terutama setelah wabah Covid-19. Untuk mempertahankan usahanya, ada beberapa
pilihan promosi yang dapat dipilih oleh UKM. Salah satu pilihannya adalah promosi
penjualan. Promosi penjualan dikenal sebagai salah satu metode paling efektif yang
mempengaruhi volume penjualan. Strategi kedua yang juga berdampak adalah adanya
endorsement dari pihak ketiga. Studi sebelumnya telah mengidentifikasi dampak promosi
moneter melalui strategi online dan in-store untuk membangun identitas merek yang kuat.
Namun, pemahaman tentang pengembangan branding masih kurang, khususnya promosi dan
endorsement karena penelitian sebelumnya sebagian besar didasarkan pada perusahaan
multinasional atau besar yang memiliki karakteristik berbeda dengan UKM.
Oleh karena itu, penelitian ini akan mengeksplorasi dua jenis promosi, yaitu: promosi moneter
(vs non-moneter) dan dukungan selebriti (vs non-selebriti) ke dalam persepsi pelanggan yang
lebih baik tentang produk dan merek UKM. Hubungan variabel-variabel tersebut diuji dengan
menggunakan ANOVA. Data dikumpulkan dari pelanggan UKM di Jawa Barat sebagai objek
penelitian. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner melalui platform online dan 150
sampel berhasil dikumpulkan. Hasil empiris penelitian ini menegaskan bahwa promosi
penjualan (moneter dan non-moneter) dan endorsement (selebriti dan non-selebriti)
berpengaruh signifikan terhadap niat beli pelanggan di UKM