digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Achmad Andi Kaswandi
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Achmad Andi Kaswandi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Achmad Andi Kaswandi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Achmad Andi Kaswandi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Achmad Andi Kaswandi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Achmad Andi Kaswandi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Achmad Andi Kaswandi
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Achmad Andi Kaswandi
PUBLIC Alice Diniarti

Lapangan TFH secara geologi terdapat di Cekungan Jawa Timur bagian utara, yang dibatasi oleh zona sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS) pada bagian selatan, Central Deep pada bagian timur, dan Palung Tuban (Tuban Trough) pada bagian barat. Cekungan Jawa Timur merupakan cekungan yang sudah terbukti menghasilkan hidrokarbon di Indonesia. Sejarah tektonik dari cekungan ini memberikan kontribusi secara signifikan dalam prospek hidrokarbon serta tantangan tersendiri dalam pengembangannya. Zona sesar RMKS merupakan zona deformasi struktur berarah barat-timur dari area Rembang, Madura, Kepulauan Kangean dan area lepas pantai Sakala, berada pada bagian selatan menjadi kontrol tektonik utama yang membentuk struktur – struktur di Cekungan Jawa Timur, khususnya di daerah penelitian. Kompleksitas dari sistem rezim tegasan juga memberikan tantangan dalam stabilitas pengeboran pada reservoir target. Penelitian ini akan fokus untuk memberikan analisis yang komprehensif terhadap parameter geomekanika dalam pengeboran pengembangan lapangan untuk mengoptimalkan produksi kedepannya. Pemodelan geomekanika dilakukan dengan mengintegrasikan data geologi, data log, data tekanan (pressure test), dan laporan akhir pengeboran dari tiga sumur yang telah dibor untuk menghasilkan model geomekanika. Hasil analisis dari parameter geomekanika seperti parameter elastisitas batuan, tekanan pori, tegasan horizontal maksimum (SHmax), dan tegasan horizontal minimum (Shmin) digunakan untuk menghasilkan model geomekanika bawah permukaan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi tegasan in-situ yang memberikan pengaruh pada kestabilan lubang pengeboran. Analisis sensitivitas pada parameter – parameter geomekanika akan menunjukkan pengaruh utama pada tegasan in-situ. Pemodelan geomekanika menunjukkan rezim tegasan di Lapangan TFH adalah normal (Sv > SHmax > Shmin) dan mendatar (SHmax > Sv > Shmin). Arah dari tegasan horizontal maksimum adalah timur laut – barat daya dan tegasan horizontal minimum adalah barat laut – tenggara yang konsisten dengan arah tegasan regional di area ini. Penggunaan berat lumpur yang direkomendasikan berada pada rentang 10.5 – 11.2 ppg tergantung pada formasinya. Analisis stabilitas pada sesar pada Formasi Ngrayong dan Tuban menunjukkan pengaruh tekanan lubang yang berbeda untuk mencapai tegasan kritis (critical stress).