ABSTRAK Iqbal Maulana Yusuf
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Pada proses pengolahan nikel, baik dari jalur pirometalurgi maupun hidrometalurgi,
dihasilkan limbah padat berupa terak dan tailing yang masih mengandung nikel
dengan kadar yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang mampu
mengkonsentrasikan nikel dari limbah tersebut agar dapat diolah secara ekonomis
melalui proses pirometalurgi atau hidrometalurgi. Fitomining merupakan teknologi
ekstraksi logam dari tanah atau bijih dengan kadar logam yang rendah dengan
menggunakan tanaman. Pada penelitian ini akan diamati kemampuan akumulator
nikel tanaman sirih hijau (Piper betle), serai (Cymbopogon citratus), dan rumput
vetiver (Chrysopogon zizanioides) yang ditanam pada substrat bijih nikel limonit
yang diberi perlakuan pupuk berupa NPK dan kompos serta asam sitrat sebagai
chelating agent.
Penelitian diawali dengan studi dari literatur yang membahas mengenai nikel serta
proses fitomining. Setelah itu, dilakukan serangkaian percobaan yang diawali
dengan karakterisasi bijih meliputi peremukan hingga ukuran -2 mm, digestion
dengan menggunakan larutan aqua regia, dan ekstraksi dengan menggunakan
larutan diethylenetriaminepentaacetic acid-triethanolamine (DTPA-TEA).
Substrat berupa campuran bijih dan sekam bakar 10% (w/w) yang ditambahkan
perlakuan NPK 0,1% (w/w) dan kompos 20% (w/w). Sementara itu, pada perlakuan
asam sitrat, asam sitrat sebanyak 20 mmol kg-1 ditambahkan setelah 2 minggu
penanaman. Dilakukan transplantasi tanaman ke dalam substrat dan dibiarkan
tumbuh selama 5 minggu. Lalu, dilakukan pemanenan dan konsentrasi nikel
ditentukan melalui digestion dengan larutan HNO3 65% dan H2O2 30%. Adapun
larutan hasil digest dan uji DTPA-TEA dikarakterisasi menggunakan Inductively
Coupled Plasma-Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES).
Pada tanaman P. betle dan Cy. citratus, perlakuan NPK memberikan perolehan
berat kering terbesar sementara pada tanaman Ch. zizanioides diperoleh pada
perlakuan asam sitrat yang menunjukkan adanya fertilizer effect. Tanda-tanda
toksisitas berupa chlorosis dan necrosis ditemukan di tanaman P. betle pada
perlakuan asam sitrat. Pada tanaman P. betle dan Ch. zizanioides, konsentrasi nikel
tertinggi diperoleh pada perlakuan asam sitrat dengan nilai secara berturut-turut
83,26 mg kg-1 dan 64,8 mg kg-1 sementara pada tanaman Cy. citratus diperoleh pada
perlakuan NPK dengan nilai 262,34 mg kg-1. Sementara itu, untuk nilai perolehan
Ni tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK untuk P. betle dan Cy. citratus dengan
nilai 0,06 dan 2,11 mg tanaman-1 sementara pada Ch. zizanioides diperoleh pada
perlakuan asam sitrat dengan nilai 0,49 mg tanaman-1.