digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Iqbal Maulana Yusuf
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Iqbal Maulana Yusuf
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada proses pengolahan nikel, baik dari jalur pirometalurgi maupun hidrometalurgi, dihasilkan limbah padat berupa terak dan tailing yang masih mengandung nikel dengan kadar yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang mampu mengkonsentrasikan nikel dari limbah tersebut agar dapat diolah secara ekonomis melalui proses pirometalurgi atau hidrometalurgi. Fitomining merupakan teknologi ekstraksi logam dari tanah atau bijih dengan kadar logam yang rendah dengan menggunakan tanaman. Pada penelitian ini akan diamati kemampuan akumulator nikel tanaman sirih hijau (Piper betle), serai (Cymbopogon citratus), dan rumput vetiver (Chrysopogon zizanioides) yang ditanam pada substrat bijih nikel limonit yang diberi perlakuan pupuk berupa NPK dan kompos serta asam sitrat sebagai chelating agent. Penelitian diawali dengan studi dari literatur yang membahas mengenai nikel serta proses fitomining. Setelah itu, dilakukan serangkaian percobaan yang diawali dengan karakterisasi bijih meliputi peremukan hingga ukuran -2 mm, digestion dengan menggunakan larutan aqua regia, dan ekstraksi dengan menggunakan larutan diethylenetriaminepentaacetic acid-triethanolamine (DTPA-TEA). Substrat berupa campuran bijih dan sekam bakar 10% (w/w) yang ditambahkan perlakuan NPK 0,1% (w/w) dan kompos 20% (w/w). Sementara itu, pada perlakuan asam sitrat, asam sitrat sebanyak 20 mmol kg-1 ditambahkan setelah 2 minggu penanaman. Dilakukan transplantasi tanaman ke dalam substrat dan dibiarkan tumbuh selama 5 minggu. Lalu, dilakukan pemanenan dan konsentrasi nikel ditentukan melalui digestion dengan larutan HNO3 65% dan H2O2 30%. Adapun larutan hasil digest dan uji DTPA-TEA dikarakterisasi menggunakan Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectroscopy (ICP-OES). Pada tanaman P. betle dan Cy. citratus, perlakuan NPK memberikan perolehan berat kering terbesar sementara pada tanaman Ch. zizanioides diperoleh pada perlakuan asam sitrat yang menunjukkan adanya fertilizer effect. Tanda-tanda toksisitas berupa chlorosis dan necrosis ditemukan di tanaman P. betle pada perlakuan asam sitrat. Pada tanaman P. betle dan Ch. zizanioides, konsentrasi nikel tertinggi diperoleh pada perlakuan asam sitrat dengan nilai secara berturut-turut 83,26 mg kg-1 dan 64,8 mg kg-1 sementara pada tanaman Cy. citratus diperoleh pada perlakuan NPK dengan nilai 262,34 mg kg-1. Sementara itu, untuk nilai perolehan Ni tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK untuk P. betle dan Cy. citratus dengan nilai 0,06 dan 2,11 mg tanaman-1 sementara pada Ch. zizanioides diperoleh pada perlakuan asam sitrat dengan nilai 0,49 mg tanaman-1.