digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Refanie Fajrina Salma
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Refanie Fajrina Salma
Terbatas Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Refanie Fajrina Salma
Terbatas Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Refanie Fajrina Salma
Terbatas Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Refanie Fajrina Salma
Terbatas Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Refanie Fajrina Salma
Terbatas Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Refanie Fajrina Salma
Terbatas Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

DAFTAR Refanie Fajrina Salma
Terbatas Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2021 TA TF REFANIE FS 13316062 & YULIO PRASOJO 13316072 LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Atrium merupakan sebuah area terbuka di dalam bangunan yang umumnya dilengkapi dengan sistem pencahayaan atas. Atrium di dalam bangunan memiliki banyak fungsi, di antaranya untuk area komersial, area sirkulasi pengunjung, serta penyalur pencahayaan alami ke area sekitar atrium. Penggunaan atrium dan sistem pencahayaan skylight serta letak Indonesia yang berada di khatulistiwa memberikan peluang cahaya alami masuk lebih banyak ke dalam bangunan sepanjang tahunnya yang bermanfaat bagi penghuninya seperti mengatasi kelelahan serta meningkatkan fokus dan produktivitas. Meski demikian, kelimpahan cahaya tersebut memiliki potensi negatif berupa cahaya langsung yang masuk ke dalam bangunan berisiko menimbulkan silau dan panas. Optimisasi desain bangunan kantor beratrium dilakukan untuk mendapatkan kinerja pencahayaan alami optimal berdasarkan standar LEED v4 2013 (revisi 2017). Pemodelan bangunan kantor beratrium dan simulasi pencahayaan dilakukan dengan menggunakan Honeybee[+] pada perangkat lunak Rhinoceros 6 dan Grasshopper. Penelitian ini meninjau tiga parameter desain, yaitu jarak perimeter bangunan ke atrium pada rentang 10–20 m, WWR pada rentang 0,3–0,7, dan VT jendela pada rentang 0,3–0,7. Ketiga parameter desain tersebut akan divariasikan untuk mendapatkan nilai sDA300/50% semaksimum mungkin dengan nilai ASE1000,250 seminimum mungkin. WWR memiliki korelasi yang tinggi dengan ASE1000,250 dan VT jendela berkorelasi tinggi dengan sDA300/50%. Penggunaan mesin pengklasifikasi K-Nearest Neighbor dapat digunakan untuk memprediksi data mana yang diterima oleh standar LEED. Solusi optimal didapatkan dengan optimisasi multi-objektif menggunakan front Pareto. Setelah melakukan optimisasi, didapatkan enam solusi optimal Pareto dengan solusi yang paling disukai, yaitu kombinasi jarak perimeter ke atrium sebesar 15 m, WWR sebesar 0,3, dan VT jendela sebesar 0,7.