digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Suwongso Sadewo
PUBLIC Alice Diniarti

Penggunaan data radar untuk mendapatkan informasi deformasi permukaan sudah banyak dilakukan. Bermacam-macam Teknik sudah banyak dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Kota Liwa dan sekitarnya dipilih sebagai daearah studi penelitian karena tingkat kejadian gerakan tanah yang tinggi dan dilalui oleh lajur Sesar Sumatera. Litologi di daerah penelitian mayoritas terdiri dari endapan Gunungapi Kuarter seperti tufa dan tuf breksian. Kedua faktor di atas mengakibatkan daerah penelitian mempunyai tingkat deformasi permukaan yang cukup signifikan. Penelitian ini mengguanakan 64 data citra radar produk SLC level-1 dari satelit Sentinel-1 dengan mode Interferometric Wide Swath tahun 2018 dan diolah dengan Teknik Pairwise Logic Technique Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (PLT D-InSAR). PLT D-InSAR merupakan sebuah Teknik yang memungkinkan pengukuran deformasi permukaan dengan cakupan spasial cukup luas, presisi tinggi, dan tidak tergantung waktu dan cuaca. Data deformasi permukaan dalam bentuk titik vektor sudah dikaji dengan bantuan data geologi, gempabumi, dan geolistrik. Pengukuran deformasi permukaan dilakukan di dua area berbeda, area pertama berada pada sesar sumatera Segmen Kumering dan area kedua berada pada zona gerakan tanah di sebalah Timur kota Liwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode PLT D-InSAR dengan data temporal satu tahun dapat mengukur deformasi permukaan akibat aktifitas sesar, meskipun pada daerah penelitian tidak terjadi gempa besar. Interferogram PLT D-InSAR menunjukkan bahwa blok Barat dari sesar Sumatara Segmen Kumering memiliki nilai rata-rata deformasi permukaan sebesar 0,21 cm/tahun terhadap LOS, sedangkan blok Timur memiliki nilai rata-rata 0,29 cm/tahun terhadap LOS. Pengukuran deformasi permukaan pada area rawan gerakan tanah diwakili oleh empat titik vektor deformasi permukaan (L1, L2, L3, dan L4). Sepanjang tahun 2018 titik L1 mengalami penurunan topografi akibat longsoran sebesar -7,61 cm, L3 -9,45 cm, dan L4 sebesar -2,58 cm. titik L2 mengalami kenaikan topografi sebesar 0,38 cm akibat penimbunan material longsoran. Curah hujan sangat mempengaruhi fluktuasi nilai deformasi permukaan gerakan tanah sepanjang tahun 2018. Gempabumi lokal yang terasa oleh penduduk juga mempengaruhi nilai deformasi permukaan yang di dapatkan dengan metode PLT D-InSAR dengan cukup signifikan, hal tersebut terlihat dari kejadian gempa 13 Juli tahun 2018 yang menunjukkan perubahan deformasi yang cukup besar dengan curah hujan hanya 78 mm di bawah rata-rata tahunan sebesar 170,8 mm.