digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kharisma Muliati Putri
PUBLIC Sandy Nugraha

Sentra Pembinaan Olahraga Terpadu (SPOrT) Jabar Arcamanik merupakan salah satu fasilitas sarana dan prasarana olahraga publik dengan ruang luar yang digunakan oleh masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan seperti olahraga ringan dan berkumpul dengan memanfaatkan jalur sirkulasi. Kawasan memiliki area hijau terbatas dan penggunaan vegetasi yang belum tertata sepanjang jalur sirkulasi utama dan sekunder, serta kurangnya ruang luar yang memadai sebagai ruang berkumpul dan istirahat. Tujuan dari perancangan adalah melakukan modifikasi pada area hijau eksisting jalur sirkulasi dan merancang ruang terbuka hijau baru yang berpotensi sebagai ruang kumpul/plaza dan spot istirahat melalui penggunaan pohon berdasarkan karakteristiknya pada area hijau yang merupakan ruang terbuka hijau kawasan serta mengetahui pengaruhnya terhadap kenyamanan ruang luar. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil analisis kondisi kawasan, diketahui bahwa vegetasi eksisting cenderung menggunakan pohon dengan ketinggian rendah, sehingga kurang memberikan naungan yang dapat menimbulkan kondisi sensasi termal yang kurang baik pada jalur sirkulasi utama memiliki lebar jalan > 6 meter. Area hijau pada jalur sirkulasi sekunder dengan lebar jalan 3-4 meter juga belum tertata dengan baik dan kurang naungan. Area utara site yang merupakan ruang terbuka yang cukup besar diketahui merupakan area yang bagus untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Penggunaan pohon pada area hijau untuk memperbaiki kualitas kenyamanan termal dianggap sebagai salah satu solusi dalam memanfaatkan area hijau yang terbatas. Analisis simulasi kemudian dilakukan dengan bantuan program ENVI-met sebelum merancang untuk mengetahui seberapa besar perubahan suhu dan indeks PET yang terjadi dengan adanya pemanfaatan area hijau jalur sirkulasi menjadi jalur hijau dengan menempatkan pohon yang memiliki karakteristik tertentu. Diketahui bahwa pohon dengan ketinggian 10-15 meter dengan tajuk bulat dan menyebar yang ditata secara berderet dapat memperbaiki kondisi kenyamanan termal pada jalur sirkulasi utama lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pohon tajuk bulat dan menyebar ketinggian 5 meter dengan memanfaatkan area hijau sebagai jalur hijau untuk penanaman pohon. Pada jalur sekunder, penanaman pohon ketinggian rata-rata 5 meter yang ditata secara berderet dengan jarak tanam 3-4 meter juga mampu memperbaiki kondisi kenyamanan termal. Rancangan pembuatan jalur hijau dan perancangan RTH fungsi baru dilakukan pada area timur, barat, dan selatan kawasan. Terdapat modifikasi yang dilakukan pada area hijau kawasan berupa jalur hijau yang ditanami pohon dengan karakteristik pohon besar ketinggian 10-15 meter pada area sirkulasi utama dan pohon dengan ketinggian 5-10 meter tajuk menyebar dan bulat untuk sirkulasi sekunder sebagai upaya dalam memperbaiki kondisi kenyamanan termal pada jalur sirkulasi. Hasil perancangan jalur hijau pada kawasan kemudian diuji kembali melalui simulasi ENVI-met dan dipatkan hasil berupa penurunan suhu udara rata-rata antara 0,01?-1? dan penurunan nilai PET rata-rata mencapai 6,44?. Sementara itu perancangan lanskap ruang luar dimaksimalkan sebagai ruang RTH fungsi pendidikan dan olahraga serta plaza masjid yang memiliki ruang komunal dan spot istirahat yang dapat mendukung aktivitas pengunjung dengan memanfaatkan penggunaan kombinasi pohon ketinggian 10-15 meter dan 5 meter pada area perancangan agar tercapai fungsi kenyamanan termal yang baik.