digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Annisa Anindita
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Perkembangan Kota Jakarta yang pesat tidak hanya terjadi pada sisi infrastruktur dan prasarana, namun juga melingkupi perkembangan kawasan-kawasan pendukung perekonomian seperti area komersial perdagangan jasa, perkantoran, maupun area campuran (mixed use) berkepadatan tinggi. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada umumnya kota mengandalkan kegiatan perdagangan dan jasa sebagai dasar utama pertumbuhan ekonominya (Tarigan, 2005). Pengembangan area komersial seiring dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi sering kali menimbulkan pengaruh berupa semakin meluasnya area. Hal tersebut terjadi karena potensi yang tinggi dan area yang menjadi strategis, menjadi magnet aktivitas masyarakat dari kawasan lain. Dalam beberapa kasus di ibu kota, area komersial berdampingan langsung dengan area perumahan. Begitu pula halnya dengan kawasan studi Kebayoran Baru, di mana perkembangan kawasan SCBD memengaruhi kawasan perumahan pada Jl. Senopati di Kelurahan Selong, Kebayoran Baru, yang mengakibatkan perubahan fungsi bangunan perumahan menjadi komersial dan samarnya area publik-privat pada kawasan. Ruang transisi hadir sebagai penyelesaian persoalan untuk mengakomodir dua kawasan berdampingan dengan karakter berbeda tanpa mengurangi kekuatan karakter masing-masing kawasan dan memperkuat potensi yang ada. Hasil prinsip perancangan ruang transisi dapat diterapkan secara spesifik pada kawasan studi dengan komponen perancangan berupa bentuk ruang, akses, karakter ruang, visibilitas dan aglomerasi.