digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Perkembangan industri kecil saat ini sangat pesat, tetapi penanganan limbah cairnya masih sangat langka. Masalah utama yang dihadapi oleh industri kecil adalah tidak tersedianya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan, biaya operasi, dan pemeliharaan instalasi pengolahan air limbah. Oleh karena itu diperlukan sistem pengolahan air limbah yang murah, tepat guna, mudah dioperasikan, serta hasilnya tidak kalah dengan sistem pengolah teknologi canggih. Salah satu alternatif yang sangat berpotensi dalam pengolahan limbah cair industri adalah constructed wetland. Constructed wetland merupakan sistem pengolahan terencana atau terkontrol yang telah didesain dan dibangun dengan menggunakan proses alami yang melibatkan vegetasi wetland, tanah dan mikroorganisme untuk mengolah air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi optimum constructed wetland horizontal subsurface flow (HSF) dengan variasi jenis vegetasi, beban pengolahan, dan waktu detensi dalam menyisihkan COD, BOD, Total Solid, NTK, dan Total Fosfat pada efluen reaktor anaerobik bersekat. Limbah yang digunakan adalah air limbah industri tahu dan rumah pemotongan hewan. Pada penelitian ini digunakan empat buah reaktor constructed wetland horizontal subsurface flow yang terdiri dari dua jenis tanaman yaitu Scirpus grossus dan Sagittaria lancifolia. Beban pengolahan yang digunakan bergantung pada hasil keluaran anaerobik bersekat (ABR) sebagai pengolahan pendahuluan dengan beban pengolahan pada ABR sebesar 3000 mg/l COD dan 4000 mg/l COD, waktu detensi hidrolik (td) yang digunakan 5 hari dan 7 hari. Dari hasil penelitian diketahui penyisihan optimum COD dan total solid terjadi pada reaktor tanaman Scirpus grossus dengan efisiensi penyisihan 98,29 % (Beban ABR 4000 mg/l COD, Td 7 hari) dan 66,74 % (beban ABR 4000 mg/l COD, Td 5 hari). Penyisihan optimum BOD, NTK dan total solid terjadi pada reaktor tanaman Sagittaria lancifolia dengan beban ABR 3000 mg/l COD dan waktu detensi 5 hari yaitu dengan efisiensi masing-masing sebesar 94,32 %; 68,98 %; dan 86,49 %.