ABSTRAK Duani Harrie Sibuea
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Duani Harrie Sibuea
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Duani Harrie Sibuea
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Duani Harrie Sibuea
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Duani Harrie Sibuea
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Duani Harrie Sibuea
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Duani Harrie Sibuea
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Duani Harrie Sibuea
PUBLIC Yoninur Almira 2021 TS PP DUANI HARRIE SIBUEA_LAMPIRAN A.pdf?
PUBLIC Yoninur Almira 2021 TS PP DUANI HARRIE SIBUEA_LAMPIRAN B.pdf?
PUBLIC Yoninur Almira
Penurunan tanah di Jakarta merupakan salah satu bencana geologis yang dialami
oleh Provinsi DKI Jakarta. Fenomena ini terjadi bukan saja karena faktor
pendorong dari alam tetapi juga akibat dari kegiatan manusia yang memberikan
tekanan terhadap lingkungan. Berdasarkan studi-studi yang telah dilakukan ada
beberapa faktor yang menjadi pendorong penurunan tanah di Jakarta yaitu
penggunaan air tanah yang berlebihan, beban struktur yang menekan tanah,
kondisi geologis tanah di Jakarta yang belum kompak serta pergerakan tektonis
yang terjadi. Upaya penanganan penurunan tanah di Jakarta telah diatur dalam
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Jakarta 2030. Pemerintah telah berupaya melakukan pengelolaan
terhadap faktor-faktor pendorong terutama penggunaan air tanah untuk menekan
laju penurunan tanah. Upaya pengelolaan ini belum sepenuhnya berhasil karena
sampai saat ini penurunan tanah masih berlangsung. Oleh karena itu penting untuk
mengendalikan pemanfaatan air tanah sebagai upaya penanganan penurunan
tanah di Jakarta. Melalui pola tata kelola yang baik dan melibatkan semua
pemangku kepentingan baik pemerintah, pelaku usaha maupun warga maka
diaharapkan upaya penanganan bisa memberikan hasil yang signifikan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana peran pihak-pihak terkait dalam
tata kelola penanganan penurunan tanah melalui pengendalian pemanfaatan upaya
air tanah di Jakarta berdasarkan studi kasus Kelurahan Cengkareng Barat. Untuk
mencapai tujuan ini maka dilakukan pengumpulan data primer melalui wawancara
mendalam terhadap perwakilan dari pemerintah, swasta dan masyarakat yang
terkait dengan penanganan penurunan tanah. Selain itu dilakukan juga
pengumpulan data sekunder dan observasi untuk melengkapi informasi yang
dibutuhkan. Data-data yang terkumpul dianalisa dengan metode analisa risiko
untuk melihat bagaimana tingkat risiko yang ada sedangkan hasil wawancara
dianalisa dengan metode analisa konten yang dikelompokkan berdasarkan empat
komponen tata kelola dan sembilan indikatornya. Hasil analisa konten ini
kemudian dikuantifikasi dengan metode Qualitative Comparative Analysis with
Fuzzy Sets (fsQCA). Kemudian untuk merumuskan rekomendasi dilakukan
dengan metode Analisa SWOT. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalamii
penanganan penurunan tanah yang terjadi secara spasial akibat pengambilan air
tanah pemerintah telah melaksanakan perannya dengan cukup baik walaupun
belum maksimal. Selain terus menerus melakukan pemantauan menerbitkan
berbagai aturan pendukung juga dilakukan kerjasama dengan instansi non
pemerintah untuk meningkatkan keefektifan kebijakan yang ditempuh. Sedangkan
peran masyarakat sebagai pengguna air tanah masih kurang. Masyarakat belum
memiliki pengetahuan dan belum dilibatkan dalam proses tata kelola. Untuk
megatasi kekurangan tersebut maka direkomendasikan beberapa hal yaitu
meningkatkan kepedulian pemerintah terutama pemangku kepentingan,
mengakomodasi keterlibatan masyarakat, meningkatkan jaringan air perpipaan
dan menyelesaikan alih sumberdaya dari lembaga lama.