digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

COVER Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Sherinda Rizky Sabilla
PUBLIC yana mulyana

Plasmodium falciparum merupakan parasit penyebab penyakit malaria yang memiliki kasus resistensi obat antimalaria yang paling banyak dibandingkan dengan spesies Plasmodium lainnya. Untuk menanggulangi masalah resistensi, maka pada penelitian ini dikembangkan terapi berbasis antisense oligodeoksinukleotida (ASO) bertarget gen pengkode protein eba-175, dhs dan dhodh pada P. falciparum. Ketiga protein tersebut bertanggung jawab dalam proliferasi dan pertumbuhan P. falciparum. ASO dapat bekerja secara spesifik menekan ekspresi gen target, namun memiliki stabilita dan bioavailabilitas yang rendah. Oleh karena itu, dikembangkan sediaan nanopartikel dengan basis kitosan dan poloksamer sebagai carrier ASO yang dibuat dengan metode gelas ionik. Kitosan dipilih karena bermuatan positif sehingga dapat membentuk kompleks dengan ASO, sedangkan poloksamer berfungsi untuk mencegah opsonisasi nanopartikel oleh sel imun. Formula nanopartikel kitosan-poloksamer, baik kosong maupun yang berisi ASO, memiliki ukuran partikel < 200 nm dengan potensial zeta bernilai positif. Uji aktivitas dilakukan secara in vitro dengan konsentrasi ASO 0,0125; 0,025; 0,05; 0,1 dan 0,2 µM lalu dianalisis dengan metode mikroskopik dan deteksi qPCR. Analisis metode mikroskopik menunjukkan terjadinya hambatan pertumbuhan P. falciparum pada sampel uji. Analisis qPCR menunjukkan tidak terjadi penurunan ekspresi gen eba-175, namun terjadi kecenderungan penurunan ekspresi gen dhs pada sampel uji dengan konsentrasi 0,05; 0,1 dan 0,2 µM dan dhodh pada sampel uji dengan konsentrasi 0,0125; 0,1 dan 0,2 µM. Nilai RQ dhodh pada sampel uji dengan konsentrasi ASO dhodh 0,2 µM memiliki perbedaan yang bermakna terhadap RQ kontrol negatif. Oleh karena itu, penggunaan nanopartikel ASO bertarget gen dhodh pada konsentrasi 0,2 µM direkomendasikan sebagai agen antimalaria.